Dorr

169 23 6
                                    

Ajun hanya terkekeh, dan membalas pelukan Udin.

Tak lama setelah itu pintu di ketuk seseorang.

Tok tok

Pintu setengah transparan itu menampakkan siluet seorang pemuda dengan jelas, Sapto.

"masuk" titah Ajun.

Sapto membuka pintu dan tanpa basa basi dia bicara, "Apa mau lo?"

"santai, gue ada kejutan spesial buat Lo" Ajun tersenyum miring.

Sapto yang belum tau rencana Ajun tersulut emosi, "Ga usah macem-macem anjing!"

"gue tau, Lo pasti juga tau kan pelaku dari keretakan keluarga gue itu ulah ayah lo" dengan nada Serius Ajun menatap manik Sapto.

"Lo ngomong apa si??"

"Ga jelas!"

"kasih bukti kelicikan ayah Supri yang memerintah Ayah lo buat jebak bunda, atau.." ucapnya menggantung,
Ia melempar sebuah berkas pada Sapto "kebusukan ayah lo yang mengelapkan uang perusahaan gue kasih ke ayahnya Supri dan ayah lo bakal di penjara" Lanjutnya tak main main.

"Ck, sial!" Umpat Sapto lirih, hampir tak terdengar.

"lama!, buruan, waktu gue ngga banyak, atau sekarang juga gue kirim filenya ke ayah Supri?"
Ajun tak sabar karena sebentar lagi pasti orang tuannya akan menuju ke pengadilan,ia tak punya banyak waktu.

"Ck, oke tapi gue gatau harus ngapain.."

"minta ayah lo ke pengadilan buat nemuin orang tua gue dan suruh ayah lo mengakui kesalahannya pada orang tua gue sampai mereka bener bener percaya"

"O-oke tapi lo pastiin bokap gue ga bakal di penjara!" Sapto mengambil dokumen dari Ajun lalu bergegas pergi.

"Din gue duluan ke pengadilan, lu nyusul bawa berkas asli bukti penggelapan dana ayahnya Sapto, lu bawa mobil gue aja, gue tadi bawa motor kog" Ajun berpamitan pada Udin, ia memberikan senyuman manisnya, entah mengapa ia ingin selalu tersenyum pada Udin hari ini.

"Siap bosss!" Sahut Udin seperti biasa.

Setelah itu Ajun bergegas pergi.

Ajun merasa lega. Semua bukti yang bisa menyelesaikan permasalahan orang tuanya juga bukti untuk membersihkan namanya dari tuduhan sudah didapat.

Hari hari yang melelahkan sudah berlalu, ia tersenyum sepanjang jalan, menikmati angin yang berhembus "seperti gue bakal tidur nyenyak nanti malam" gumannya pelan di balik helm.

.


.


.

Di tengah perjalanan ia melihat seseorang yang membuatnya kesal setengah mati, ia segera menghampiri seseorang tersebut.

Ajun menuruni motornya, "Enak banget idup lo ya anjing!" Sementara sosok yang di hadapannya itu hanya menatap remeh "Cih, si pecundang.."

"orang busuk kaya lo ga pantes berkeliaran di jalanan, harusnya lo di balik jeruji besi!" Sarkas Ajun.

"Ngomong apasih lo?" Isal menarik senyum miringnya lagi, "Freak!"

Bughh

Satu bogeman mentah mendarat di pipi Isal "ga usah banyak bacot Lo anjing! Gue tau Lo dalang di balik kecelakaan om Ibnu kan!" Teriaknya pada Isal.

Ia sangat marah pada manusia di depannya.

Isal bangkit, "Kenapa lo nuduh gue bajingan!! Gue gatau apa-apa!"

"gue punya bukit, Lo ga usah ngelak, semua bukti udah di tangan gue, bodoh!"

Isal mendorong Ajun, "Gue nggak ngelakuin itu anjing!"

Ajun mengambil ponselnya, dan memperlihatkan video yang dengan jelas jika Isal yang sabotase mobil Runan, bodohnya Isal terlihat jelas dari wajahnya yang menghadap kamera pada mobil Ajun

"mau ngelak gimana lagi Lo hah!" Bentak Ajun " bukti udah jelas!"

Isal langsung maju mencengkeram kerah baju Ajun, "Singkirin video itu!!"

"cih, udah terbukti salah kan Lo"

"Bangsat gue bilang hapus!!"Isal ancang-ancang menonjok Ajun namun meleset, dia tak secakap Ajun.

"ga bakal! dan gue juga bakal kasih video ini ke Runan, dan tunggu kabar dari kepolisian" Ajun menunjukkan  senyum mautnya.

"Sialan-"

Bughh

Ajun memukul Isal lagi sebelum dia bertingkah.

Ajun ingin bergegas, namun tawa Isal menghentikannya, ia tertawa seperti psikopat.

"Geng lo bakal tamat!" Ucapnya diselingi kekehan.

"apa maksud Lo anjing!" Kini Ajun yang mencengkeram kerah baju Isal.

"Ahahahah! Ketua geng lo yang sok itu bakal mati hari ini juga! Ahahah!"

Bughh

Sekali lagi bogeman mentah mendarat di pipi Isal.

"ga bakal, geng gue bukan geng lemah kaya geng Lo"

"Lo gatau kalau Supri udah bawa banyak pasukan buat nyerang temen temen lo kan?? Gue sengaja ga ikut buat cari aman bego!" Masih seperti tadi tawa Isal tak reda.

"bangsat!"

Bughh

Hancur sudah wajah rupawan Isal

Ajun yang panik segera bergegas, ia tau kemana ia harus pergi.



.




.





.


*keraton TeRiAsin

Kerumunan yang ramai tengah membuat keributan di markas Teriasin yang bahkan sudah setengah hancur.

Ada dua kubu yang saling bertarung.

Ajun yang baru saja sampai di buat kaget setengah mati melihat keadaan markas mereka yang berantakan.

Ia melihat sekeliling,mencari seseorang,ia melihat, ia melihat Runan sedang bertarung dengan Bejo.

Ia menjadi tambah khawatir, dimana Supri?

Ajun menelisik sekitar untuk mencari keberadaan sang biang onar, cukup lama.

Hingga batang hidung Supri terlihat diantara kaummnya, ia melihat Supri dengan sebuah pistol di tangannya, mengarah kepada Runan.

Tidakkk, ini tidak boleh terjadi,dengan cepat ia berlari menuju Runan.

"Runan!!!"Teriaknya menggelegar.

Runan menoleh pada sumber suara yang meneriakkan namanya,ia sudah lelah bertarung dan tidak terlalu fokus"Ajun?" Batinnya.

"Runan minggir!!" Teriaknya sekali lagi

Supri yang mendengar teriakkan Ajun tak ingin kehilang kesempatan ia segera menembakkan peluru di pistolnya ke arah Runan " mati Lo!" Teriaknya.

Dorr


#salam hangat Al & Vii

Runan?

TERIASIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang