??

146 22 24
                                    

***SMA TERBIASA MUDA

kelas bahasa 2

"yuhuuuu!" Teriak Chandra yang baru masuk kelas bersama Hito

"Berisik nyet!" Jeordi melempar penghapus yang ia potong potong untuk perang bersama Wawan,
Chandra tak menghiraukannya, dan memilih menuju bangkunya masih dengan Hito yang mengikutinya.

"Udah sekolah lagi aja, padahal kek baru kemarin libur" dumel Hito

"Kata emak gue itu penyakit males!" Cibir Wawan

"heleh lu juga masih pengen libur kan" sahut Jaenal yang entah datangnya kapan

Bersamaan dengan Hamdan disampingnya. Mereka seperti paket lengkap.

"Pagi.." Sapa Hamdan seadanya

"Pagiii!!!" Jawab Jeordi di telinga Hamdan

"Anjeng!!" Kaget Hamdan mengeluarkan kata mutiara.

Yang mendengar pun auto speechless

"Weh si Sari ada kemajuan di komunikasi!" Hito tepuk tangan.

"wah Sari bisa ngegas" Jaenal berbinar

"Keceee!!!" -wawan yang sudah mangap

Hamdan tak peduli, memilih pergi dari kerumunan itu, dan menunju bangkunya yang ada di pojokan.

Tak lama setelah itu, datang Runan bersama Yogi dan juga Dyo, mereka sudah seperti biasanya, tak ada lagi dendam di antara mereka.

"Weh si Yogi rambutnya merah anjerrr!!" Heboh Jeo.

Padahal kemarin sore Yogi belum mewarnai rambutnya, apakah dia sengaja ingin dibotaki oleh pak Doni?

"gimana bagus kan" Yogi tersenyum bangga.

"Dongo bat lu jadi orang, udah tau pak Doni galak masi aja bandel!" Wawan menjitak ubun-ubun Yogi dengan mantap.

"Pak Doni masih di Jogja, jadi aman" jawab Yogi santai.

"nanti juga gue balikin lagi jadi item, ini karena gue kalah main Tod aja" lanjutnya.

Ihan yang tiba-tiba muncul ikut nimbrung, "Tod sama nenek lu lagi?"

"Pantes kalah.. Nenek lu kan dukun.."

"gue emang ga pernah menang main Tod sama nen-"

"lah bener neneknya Yogi dukun?" ucapan Yogi terpotong oleh Alma yang baru datang bersama Novi.

"mengapee?" Yogi nyolot duluan.

"pantes lu kek cenayang, nenek lu dukun si"

"Lu berdua ribut mulu si! Kayak emak emak nawar daster tau ga!" Novi jengah melihat Alma dan Yogi, mereka selalu adu bacod 24/7.

" ga papa, yang penting hati gue tetep buat Ajun seorang" ucapnya tak sadar, beberapa detik setelahnya ia sadar dengan apa yang ia ucapkan, lalu berlari keluar kelas dengan pipi yang memerah.

"Dia kenapa segala lari sih? Kita kan udah tau dari dulu.. Ga heran juga.." Ucap Ihan sembari menggeleng,

"Temen lo tuh kurang gizi keknya.." Ihan menoleh Novi lalu julid lagi.

"ya dia kan masih punya malu, ga kaya Lo yang urat malu nya udah putus" balas Novi tau kalah julid.

Ihan sontak memegang dadanya seperti habis dihunjam omongan Novi yang savage, "Anjing!!"

"Yahahah mampus kang julid di julidin!" Wawan puas menertawakan Ihan dan semua ikut tertawa.

"Nanti sepulang sekolah, pada mau jengukin Ajun, Lo sama Alma mau ikut ga?"
Runan yang sedari tadi diam kini buka suara.

TERIASIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang