poor Babe eeb no

116 25 2
                                    

Runan yang berkahir bikin nasi goreng sendirian kini sedang menikmati telur setengah matengnya,
"tapi ini telor lebih enak kalo di makan sama emi" gumannya sendiri,

"Apalagi kalo makanannya ditemenin nopi" Tambahnya, "anjay kapan gue punya cewe?!" Runan mencurahkan keluh kesahnya pada telur setengah matang itu.

Tak lama setelah itu ponselnya berdering

Tulitut tulitut

Dia ngomel "Sapa sih telepon telepon gatau orang lagi makan apa?!"

Hpnya terus saja bergetar

Tulitut tulitut

Woy angkat ada telpon!
Nada dering dari hp nya terus berbunyi

Sebenarnya itu rekaman suara Ihan.
Mau tak mau Runan pun mengangkat panggilan itu sambil misuh misuh "Halo?!!"

"Halo? Apa benar ini dengan keluarga bapak Muhammad Ibnu Abbas?" Suara seseorang di sebrang sana.

"Hooh," Santai Runan sambil menyuap nasi goreng lagi, "Mengape?"

"saya dari pihak kepolisian, mengabarkan saudara Ibnu mengalami kecelakaan, sekarang berada di rumah sakit Budi sehat" jawab seseorang di sebrang sana.

"Halah penipu ya lo?"

"Modus terus nanti minta kirim duit. Ngaku lo!"
Runan bergegas menutup telpon, tapi orang diseberang menahan.

"maaf tapi saya tidak sedang bercanda, anda bisa membuktikan dengan datang sendiri ke rumah sakit Budi sehat"

Kemudian telefon terputus, pak pol terkadung jengkel.
Runan mulai khawatir karena pak Ibnu memang keluar mencoba mobil baru, dia bergegas menelpon nomor ayahnya, namun tidak tersambung.
Tanpa berpikir panjang lagi ia langsung bergegas menuju rumah sakit Budi sehat

Ia mengirim pesan singkat pada Ajun dan juga Chandra.

Tak ada balasan dari Ajun hanya ada balasan dari Chandra dan grup mereka yang tadinya sepi mendadak rame.
Tanpa menghabiskan makan siangnya Runan segera menuju rumah sakit yang ditunjuk oleh pak pol.



** RS Budi sehat
Pak polisi yang setengah dongkol masih senantiasa menunggu keluarga dari bapak Ibnu Abbas.

Bum bum bum

Langkah kaki Runan yang panjang menyusuri lorong rumah sakit.
Ia menuju bagian administrasi dan menanyai susternya "Sus! Ada pasien atas nama ibnu?"

"Ibnu siapa yang mas?" Tanya mba suster sabar

"Ibnu Abbas- Muhammad"

"Eh Muhammad- siapa sih nama bapak gue?!"

"Muhammad Ibnu Abbas!!"teriaknya kemudian.

"oh pasien yang barusan mengalami kec-"
Ucapan mbaknya terpotong dengan kedatangan kesepuluh bujang dengan hebohnya.

"Mana ?mana om Abas ?"teriak Ihan heboh
Suster menghela pelan lalu tersenyum pasrah melihat kelakuan mereka, "Pasien masih ditangani di UGD"
Seketika kesebelas pemuda  itu langsung menuju UGD, Runan yang awalnya masih haha hihi mulai menunjukkan raut cemasnya, ditambah suster tadi mengatakan bahwa pak Ibnu cukup parah.

Setelah sampai di UGD terlihat dua polisi yang berjaga di depan ruang UGD
Kedua polisi itu heran bukan main "Anaknya banyak bener" Guman salah satunya.

Lalu polisi satunya lagi bertanya, "walinya pak Ibnu?"

"Iya Pak saya," Sahut Runan cepat.

"kami mendapat laporan jika saudara Ibnu mengalami kecelakaan, lebih tepatnya menabrak pohon, setelah kami cek rem pada mobil pak Ibnu sepertinya di rusak secara sengaja, untuk itu akan kami selidiki lebih lanjut, oh iya tadi kami juga menemukan sesuatu" jelas pak polisi panjang lebar serta menunjukkan gantungan kunci berbentuk koala,
"Ini saya temukan berada di dalam mobil pak Ibnu, mungkin ini barang berharga" Lanjutnya sambil menyerahkan gantungan kunci itu pada Runan.

TERIASIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang