Part 17

51 13 0
                                    

Sesuai janji yang Nick katakan, malam ini, dia kembali mengunjungi kamar Josie. Tidak seperti pertama kali Nick datang, kali ini, Josie tidak terkejut, dia sudah tahu kalau ada angin kecil yang menerpa tubuhnya, sudah dapat dipastikan itu adalah tanda kemunculan Nick di kamarnya.

Josie duduk di tepi tempat tidur sambil menoleh pada Nick yang saat ini sudah duduk manis di sampingnya.

"Hai," sapa Josie seraya tersenyum indah.

Nick mengangguk pelan. "Tidak belajar, hmm?"

Nick tahu kalau gadis ini tidak pernah melewatkan waktu belajarnya ketika di malam hari. Jangankan saat di asrama, di kelas saja, saat bel istirahat berbunyi, tak jarang Josie lebih memilih memanfaatkan waktu untuk mengerjakan PR. Tapi, melihat sosok Josie yang sekarang duduk santai sambil bermain game lewat ponsel membuat Nick heran.

"Pikiranku sedang kacau, Nick. Dipaksa belajar pun aku tidak akan bisa konsentrasi." Josie meletakkan ponselnya dan mulai fokus dengan arah pembicaraannya bersama dengan Nick.

"Gara-gara peristiwa tadi sore, ya?" tanya Nick untuk memastikan.

Josie mengangguk menyetujui.

"Maafkan aku, Jo." Kepala laki-laki itu tertunduk penuh penyesalan.

"Untuk apa, Nick?" Josie tentu bingung kenapa tiba-tiba kekasihnya ini meminta maaf, seingatnya tidak ada kesalahan apapun yang Nick perbuat.

Tangan Nick bergerak meraih tangan Josie dan mengusap punggung tangan gadis itu dengan lembut. "Karena aku sudah berbicara keras padamu. Aku sadar, tidak seharusnya aku marah."

Sebenarnya Josie tidak mempermasalahkan ketika Nick marah padanya, hanya saja dia bingung apa yang menyebabkan Nick meluap seperti itu. Entah karena cemburu karena dirinya dekat dengan Cedric? Atau ada hal lain? Josie pun tidak tahu.

"Kau pasti punya alasan mengapa begitu membenci Cedric. Kalau kau tidak keberatan, maukah kau menceritakannya padaku? Agar aku bisa memahamimu, Nick. Kau tahu? Aku sungguh seperti orang bodoh karena tidak tahu apa-apa tentang permasalahan kalian."

"Kalau aku menceritakan segalanya, bisakah kau menjauhinya, Jo? Benar katamu, aku memang cemburu ketika melihatmu bersama dia." Kali ini, Nick tidak ingin berbohong lagi, dia membiarkan Josie tahu.

Baru saja Josie ingin membuka mulut, Nick sudah lebih dulu melontarkan kalimatnya, "Meskipun kau mengatakan tidak akan berpindah hati, aku sulit mempercayai itu. Bukannya aku meragukan perasaanmu, Jo. Bisa saja di kemudian hari kau lebih nyaman bersamanya dan cintamu lebih besar untuknya."

"Akan ku pastikan aku tidak akan seperti yang kau pikirkan, Nick."

Nick tersenyum tipis, raut wajahnya dibalut kekhawatiran. "Belum, sekarang belum, suatu saat nanti bisa saja hal itu terjadi."

"Aku berjanji Nick, selamanya hatiku hanya untukmu," ucap Josie berusaha meyakinkan Nick.

Tapi, laki-laki itu tetap pada pendiriannya. Dia menatap kedua netra Josie dengan lekat. "Perasaan manusia bisa cepat berubah, Jo. Entah itu karena tumbuh rasa nyaman, saling memahami, atau terbiasa berinteraksi setiap hari. Siapa yang tahu, kan?"

Lagi-lagi Josie terdiam, niatnya memang hanya ingin berteman dengan Cedric, tidak lebih. Namun, ketika Nick mencurahkan kerisauannya membuat Josie berpikir lebih jauh.

"Dia punya potensi untuk merebutmu dariku, Jo. Sudah cukup dia merenggut kebahagiaan adikku, aku tidak ingin dia mengambil hal yang berharga dalam hidupku untuk kedua kalinya."

"Adikmu? Maksudmu Luna?" Josie merasa ada yang aneh, mengapa Luna ada kaitannya dengan Cedric?

"Bukan Luna. Tapi, Jason."

"Jason?"

1000 Years || Lee Haechan - SUDAH TERBIT✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang