Part 27

37 11 0
                                    

"Drake, apa aku terlalu berlebihan sampai Nick pergi?" tanya Josie. Jelas dia tidak bisa menyusul Nick, manusia biasa seperti dirinya tidak akan bisa menandingi kemampuan seorang penyihir.

"Kau seharusnya tahu, Jo, kalau Nick sangat membenci keinginanmu itu. Bayangkan saja, dia menunggu kedatanganmu selama seribu tahun dan kau dengan entengnya mengatakan ingin menjadi vampir? Bukankah itu menyakiti perasaan Nick?"

"Aku tidak tahu dia akan semarah itu, Drake. Aku tidak berbohong ketika mengatakan iri dengan kalian. Aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini, yang ku punya hanya Nick, dan dia bukan manusia biasa. Sampai sekarang aku masih berharap apa yang terjadi padaku adalah mimpi, tapi setiap kali aku bangun tidur, aku benar-benar masih berada di tempat ini, dan ya faktanya aku tidak sedang bermimpi."

"Sadarlah, Jo. Kau tidak tinggal di alam mimpi, jadi semua hal yang kau lihat di sini benar adanya. Seperti yang pernah Rowena katakan padamu, kau adalah bagian dari keluarga kami, jadi jangan merasa sendiri."

"Terima kasih, kalian selalu baik padaku," ucap Josie seraya tersenyum tipis. Lalu, gadis itu melanjutkan kalimatnya, "Sekarang aku harus bagaimana, Drake? Bisakah kau membawa Nick kembali?" Josie benar-benar menyesal telah melukai Nick.

"Akan sangat melelahkan jika aku harus menyeretnya ke sini. Aku punya cara lain."

"Cara lain?"

Perlahan Drake berjalan ke arah Josie yang saat ini masih duduk di tepi ranjang. Laki-laki itu sedikit membungkuk, mendekatkan wajahnya pada Josie sampai membuat gadis itu menahan napas.

"Drake, apa yang kau lakukan?" Josie menurunkan bahunya ke belakang dengan perlahan, dia kaget dengan aksi Drake yang terkesan mendadak ini.

Josie membiarkan jarak wajahnya dengan Drake mencapai sepuluh sentimeter, dia sama sekali tidak takut, Josie sudah siap ingin melancarkan serangan untuk Drake jika laki-laki itu berbuat lebih jauh.

Tapi, belum sempat Josie melancarkan pukulannya, Nick sudah datang dan berdiri di belakang Drake. Laki-laki itu menarik bahu Drake dan mendorong tubuh saudara laki-lakinya itu sampai berdempet dengan tembok.

"Kau ingin mati, Drake?" Nick sudah menggantungkan lengan kanannya di udara.

Drake sama sekali tidak terkejut, dia malah tersenyum lebar, kepalanya dia miringkan agar bisa leluasa berbicara dengan Josie. "Kau lihat, Jo? Dia datang sendiri tanpa ku cari."

Nick melepaskan kerah baju Drake, entah mengapa emosinya susah ditangani. Dia merasa terpanggil ketika Drake berkomunikasi dengannya lewat mantra.

"Kalau kau tidak segera kembali, Josie akan jadi milikku."

Itulah kalimat yang Drake kirimkan untuk memancing Nick agar kembali ke kamar Josie. Drake tahu bagaimana cara mengendalikan Nick yang sedang dimabuk asmara, ditambah lagi anak itu adalah makhluk pencemburu nomor satu, jelas tidak akan membiarkan Josie direbut olehnya.

Di tengah keributan yang memenuhi kamar Josie, kedua mata Nick menangkap ada sosok yang berlari secepat kilat dari dalam hutan. Dia meredakan amarahnya dan fokus dengan apa yang dia lihat dari kaca jendela.

"Itu dia," ujar Nick lirih.

Drake juga mengamati dengan mata elangnya. "Hanya satu?"

"Kita tidak akan tahu jika berdiam diri di sini. Ayo kita keluar! Biarkan Josie di asrama!" perintah Nick.

Josie tidak ingin jadi penonton saja, dia mau membantu, meski pendapatnya entah diterima Nick atau tidak. "Aku punya ide, Nick. Jika kau setuju."

"Kau ingin melakukan apa, Jo? Jangan yang aneh-aneh." Nick sungguh tidak mau jika ide dari gadis itu malah membahayakan nyawanya.

"Kau bilang mereka terobsesi dengan darahku. Aku bersedia mengambil beberapa tetes darah untuk mengetahui jumlah mereka. Kita tidak tahu berapa vampir liar yang berhasil masuk ke sini. Mungkin yang kau lihat hanya satu, siapa tahu masih ada yang lain? Maksudku, jika kau gunakan sedikit saja darahku, otomatis bisa memanggil mereka semuanya, kan? Dengan begitu kita tahu jumlah mereka."

1000 Years || Lee Haechan - SUDAH TERBIT✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang