Part 25

38 11 0
                                    

"Aku hanya ingin mengulurkan bantuan, kenapa kau yang kesal?" Cedric menggerakkan kakinya mendekati Nick, kedua mata laki-laki itu memancarkan kemarahan yang nyata.

"Josie tidak membutuhkanmu, ada aku di sini, bukankah orang ketiga selalu menjadi pengganggu?" Nick menyeringai, dia sungguh tidak bisa bersikap tenang di depan Cedric.

Josie yang melihat dua makhluk ini perang mulut hanya bisa menghela napas panjang, gadis itu mencoba berdiri dengan susah payah sambil tangannya menahan tisu yang menempel di hidungnya.

"Bisakah kalian tenang? Ini sekolah, bukan ring tinju." Josie tegak di tengah-tengah kedua laki-laki itu, menatap Nick dan Cedric secara bergantian.

Berkat Josie, amarah keduanya perlahan mulai menurun. Nick menarik lengan Josie untuk menjauh dari Cedric, sorot matanya mengarah ke lantai yang ada dibawah, seperti ada yang mengganggu pikirannya. Laki-laki itu bisa merasakan ada sesuatu yang akan datang. Dia mencoba berkonsentrasi lebih dalam.

Cedric yang menyadari tingkah aneh Nick bisa tahu apa yang sedang Nick telaah.

"Jo, kita harus pergi dari sini!" Raut wajah Nick terlihat panik sekali.

"Memangnya apa yang sedang terjadi, Nick?" Josie tentu tidak tahu mengapa Nick begitu menggebu-gebu mengajaknya keluar.

"Lebih baik Josie tetap di sekolah, kau saja yang pergi!" perintah Cedric.

"Memangnya kau siapa? Berani menyuruhku. Lagipula aku tidak ingin ada pertumpahan darah di Sunmoon."

"Kami yang akan menjaga Josie."

"Aku tidak bisa percaya pada kalian. Setelah Jason, ternyata kalian mengincar Josie?"

Josie memeluk lengan Nick, kepalanya sungguh pusing mendengar perdebatan antara Nick dan Cedric yang tidak ada habis-habisnya.

"Terserah apa katamu. Satu hal yang pasti, selangkah saja kau keluar, aku tidak yakin Josie bisa selamat."

"Aku tahu apa yang aku lakukan, kau urus saja dirimu sendiri!" Nick berjalan keluar UKS sambil menggandeng Josie, laki-laki itu tidak ingin mendengarkan ucapan Cedric.

Josie berlari mengikuti langkah Nick, meskipun kewalahan, gadis itu tetap berusaha sekuat tenaga. Nick membawa Josie ke asrama. Dia memantrai kamar Josie dengan mantra tidak terlihat, berulang kali dia merapalkan mantra itu agar pertahanannya lebih kuat.

"Nick, apa Si Mata Merah datang lagi?"

"Entahlah, Jo. Aku merasa ada yang akan menghampiri kita."

Tidak lama kemudian, Drake datang ke kamar Josie dengan teleportasi.

"Hai, Jo." Drake melambaikan tangannya untuk menyapa.

"Drake? Bagaimana kau bisa tahu kamarku?"

Drake tidak menjawab, dia menunjuk Nick dengan dagunya, sebagai tanda bahwa Nick yang memberitahunya.

"Aku tidak mengajak Luna karena takut dia tidak bisa mengendalikan diri dengan darahmu, Jo," tutur Nick.

Tiba-tiba saja mereka mendengar suara bel dari arah sekolah berbunyi, bukan bel tanda masuk setelah istirahat, melainkan bel pulang.

Nick dibuat bingung kenapa guru memulangkan murid lebih cepat dari biasanya? Josie juga mengerutkan dahi, menerka-nerka di dalam kepala, baru kali ini sekolah membuat keputusan yang langka. Sempat terlintas di benak Nick bahwa itu ulah Cedric, tapi Nick tahu Cedric tidak sepenting itu sampai pendapatnya di dengar oleh kepala sekolah.

Seluruh murid-murid SMA Sunmoon terlihat keluar dari bangunan sekolah, mereka pulang dengan kendaraan masing-masing. Ada yang dijemput dengan mobil, ada pula yang pakai motor sendiri. Dalam hitungan menit, sekolah jadi sepi. Kalau urusan pulang cepat, mereka tentu bahagia sekali.

Sorot mata Nick mengarah pada luar jendela, menyisir rimba yang terbentang luas dengan jarak 30 meter di depan asrama. Drake melakukan hal yang sama. Mereka tampak menunggu kedatangan seseorang.

"Apa ini semua ada kaitannya denganku, Nick?" tanya Josie yang saat ini duduk di atas ranjang.

Nick menoleh pada Josie, kemudian mengangguk pelan. "Darahmu bisa mengundang mereka, Jo. Bahkan Cleve mengatakan bahwa mantra tidak terlihat yang kami lakukan bisa ditembus oleh vampir liar gara-gara kuatnya pengaruh darahmu."

1000 Years || Lee Haechan - SUDAH TERBIT✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang