~ Vote and comment will be appreciated ~
Pelataran yayasan panti asuhan itu tampak sibuk saat sore menyingsing. Terdapat jejeran truk kontainer yang tiba-tiba datang tanpa pemberitahuan sehingga membuat Prama kelimpungan dibuatnya.
Setelah dari rumah sakit tadi, Yena ikut bersama Zelo untuk pergi menemui papanya, sementara Vera memutuskan untuk langsung pulang karena ada urusan mendadak.
"Udah Kakak bilang kan, Papa lagi nggak mau ketemu sama Kakak..." ujar Yena menunjuk. "Seharusnya tadi Kakak pulang aja sama Tante Vera."
Zelo mendesis gemas, lantas berjalan ke arah sebuah bangku. "Kakak tuh overthinking mulu. Jelas-jelas papa lagi sibuk. Lagian aku ke sini bukan ketemu sama dia kali..." ujarnya menjelaskan.
Matanya menerawang ke arah halaman yayasan yang dipenuhi oleh anak-anak kecil yang sedang bermain. Dulu, saat kecil mereka berdua sering ikut kemari bersama Prama. Namun, semenjak mamanya meninggal, mereka jadi jarang ke sini.
"Terus? Kalau bukan ketemu sama papa mau ngapain?"
"Nah tuh orangnya!" Bukannya menjawab, Zelo malah menunjuk ke satu arah dengan antusias. Pemuda itu berdiri dengan wajah sumringah, menyambut seorang laki-laki dengan setelan kemeja hitam rapi yang berjalan menghampiri mereka.
"Udah lama, Kak? Maaf tadi habis dari rumah sakit. Ini baru aja sampai..." Kini Zelo memeluk pria itu dengan akrab.
"Santai..., dari tadi aku juga asyik main sama anak-anak, kok. Sama Om Prama udah disuruh masuk aja, tapi lebih enakan di luar. Lumayan buat ngilangin burnout kerja..." sambut laki-laki itu ramah.
"Masih sibuk ngurus pameran?"
Laki-laki itu tertawa renyah. "Jangan ditanya...open ceremony-nya aja masih kemarin. Btw, kapan mau mampir, jangan sampai kayak yang dulu, janji doang sampai acara puncak nggak muncul."
Zelo terkekeh. "Iya iya...besok deh aku mampir habis dari kampus. Tau sendiri kan lagi sibuk skripsian."
Yena yang melihat interaksi itu hanya bisa terbengong kecil. Sejak kapan Zelo punya kenalan pria dewasa seperti ini? Dan cara mereka berbicara sangatlah akrab hingga membuatnya terheran-heran.
Sialnya, saat asyik mengamati wajah pria yang dimaksud, pria itu malah balas menatapnya intens. Sepertinya dia baru sadar akan kehadirannya di sana.
"Kamu itu....." ujarnya menunjuk.
Zelo mengikuti arah pandang pria itu. "Ahah...iya...astaga...sampai lupa..."
Anak itu tertawa, lantas mundur selangkah.
"Kenalin ini Kak Yena, kakak aku yang aku ceritain itu..." ujarnya menuding.
"Kak Yen, kenalin ini Kak Wildan. Kating aku dari jurusan lain yang bantu aku selama skripsi. Dia yang bantu aku cari partner internship buat projek akhir. Kebetulan ternyata dia itu anaknya pemilik perusahaan tempat aku magang..."