~Vote and comment will be appreciated~
Pesta ulang tahun Vera hari itu berjalan dengan baik. Meskipun hanya dirayakan di rumah dengan keluarga kecil, pergantian umurnya menuju separuh abad itu menjelma sebagai momen yang cukup bermakna.
Setelah pesta pemotongan kue, wanita itu izin naik sebentar untuk meletakkan beberapa hadiah yang ia dapat. Karena lupa memberikan hadiahnya tadi, akhirnya Yena pun memutuskan untuk menyusulnya ke kamar. Ia rasa wanita itu akan menyukai pemberiannya kali ini.
Namun, ketika langkahnya sampai di depan pintu, Yena segera berhenti karena melihat Vera sedang terisak di depan cermin rias. Wanita itu memegang sebuah benda yang Yena lihat sebagai album foto di tangan.
Entah darimana asal album itu, yang jelas ia rasa foto itu sangat bermakna baginya.
"Tan?"
"Boleh Yena masuk?"
Vera tersentak kaget dan buru-buru menutup album itu dan menghapus sisa jejak air matanya.
"I-iya? A-ada apa sayang? Tante baru mau turun tadi..." ucapnya gelagapan dengan suara sengau.
Meski pergerakan wanita itu secepat kilat, tapi Yena masih bisa melihat secara jelas kalau foto yang baru saja dibalik oleh Vera tadi adalah kumpulan foto Mark saat ia masih kecil dan remaja. Ia sangat yakin.
"Eum...tadi Yena lupa buat ngasih ini ke Tante..." jawab Yena berusaha normal. "Tadi mau nunggu Tante turun, tapi lama banget. Jadi Yena susul ke atas..."
Vera menerima kotak itu dengan senyum merekah.
"Astaga...! Kamu nyiapin hadiah juga? Kok Tante nggak tahu??"
Sebuah gaun berwarna biru selutut membuat wanita itu terperanjat. Ditatapnya Yena dengan tidak percaya.
"Perasaan kamu nggak pernah keluar deh? Kapan kamu belinya?"
Yena terkekeh. "Dua hari yang lalu sih.... Tante pas lagi keluar. Terus Yena ajak Zelo buat belanja."
Mendengar jawaban itu Vera berdecak. "Kamu tuh ya! Jangan diulangin lagi! Kehamilan kamu tuh masih rawan..." omelnya memarahi. "Kalau mau keluar bilang, biar Tante nggak khawatir!"
Dengan rasa bersalah, yang diajak bicara hanya meringis kecil. "Tante suka nggak?"
"Tapi suka sih. Ini cantik banget...Tante jadi kelihatan kayak ABG...." sahut Vera kembali bercermin. "Kapan-kapan kalau mau belanja, kamu harus Tante ajak. Boleh juga dijadiin desainer buat milih baju..." sambungnya bergurau.
Mendengar itu Yena hanya bisa tersenyum. Pandangannya kini jatuh pada tumpukan kado yang ada di meja. Ke sebuah benda yang masih tergeletak manis di sana.
"Tapi kayaknya kado Yena masih kalah ya sama punyanya Haevan?" tanyanya menuding.
Arah pandang Vera kini ikut mengekor ke arah meja.
Wanita itu langsung tersenyum anggun dan mengambil benda itu dengan hati-hati.
"Benar..."
"Anak itu..."
"Dia masih ingat aja keinginan Tante 10 tahun yang lalu," jelasnya menerawang.
"Tante pikir dia udah lupa..."
"Dulu pas ulang tahun Tante yang ke-40, Tante selalu request kalau 10 tahun lagi, pas ulang tahun Tante yang ke-50, salah satu dari anak Tante bakal masangin sebuah kalung ke leher Tante...."