~Vote and comment will be appreciated~
Sepulang dari Pizza Crush, Yena langsung memutuskan untuk pulang. Sekarang sudah pukul tiga sore, seharusnya Mark sudah pulang dari kantor.
Melepaskan sepatu yang ia pakai, wanita itu segera masuk ke ruang tamu. Di sana terdapat Zelo yang sudah menampakkan wajah suntuk dengan Aidan pada gendongannya.
"Udah pulang? Lama banget sih! Kakak ngapain aja di luar?"
Bukannya menjawab, Yena malah mengalihkan topik.
"Mark udah pulang?"
"Kak Mark?"
"Iya...dia udah naik ke atas belum?"
Mendesis acuh, Zelo mengendikkan bahu. "Nggak tau aku."
"Kok nggak tau sih? Kamu tadi ketiduran apa gimana?" tatar Yena gemas.
"Enggak ya! Nuduh banget. Tadi aku sama Aidan emang ada di taman samping, barusan pindah ke sini," jelas Zelo membela.
"Belum ada yang balik?"
"Nggak ada suaranya..."
Tepat saat Zelo menjawab demikian, Haevan baru turun dari tangga dengan wajah lelah. Pria itu sudah berganti dengan kaos hitam dan celana pendek selutut. Sepertinya ia mengalami hari yang panjang pada pekerjaannya.
"Ada apa Kak?" tanyanya menghampiri.
Yena meringis kecil. "Nggak ada..." sahutnya mengelak. "Kamu udah pulang dari tadi?"
Haevan mengangguk. "Lumayan sih, dari jam dua belas. Kantor pulang lebih awal soalnya ada saudara bos yang meninggal karena kecelakaan. Ada apa?"
"Yang lainnya belum balik?" tanya Yena berusaha tidak terlihat peduli.
"Oh...itu....hari ini Mama sama Papa nggak pulang ke rumah."
"Kenapa?" tanya Yena bingung.
"Nenek lagi sakit, jadi beberapa hari ke depan mereka bakal tinggal di rumahnya. Nanti kalau udah sembuh bakal balik sih..." jelas Haevan yang kini mengambil air dari dapur.
"S-sama Mark juga?" tanya Yena ragu. Wanita itu menggigit bibirnya penuh fokus seakan menunggu jawaban dari pemuda itu.
"Kak Mark? Enggak kok. Dia malah nggak tau kayaknya," tutur Haevan sambil menutup kulkas.
"Terus? Sekarang dia ada di mana?"
"Nggak tau," kendik Haevan pada Yena. "Lembur kali."
Setelah berkata demikian, Haevan langsung masuk ke kamarnya, meninggalkan Yena yang termanggu di dapur dengan perasaan campur aduk.
Menarik napas sejenak, kini Yena mengeluarkan ponselnya yang ada di dalam tas.
Jemarinya menari-nari pada layar, mengetikkan sebuah nomor untuk dihubungi.
Tidak butuh waktu lama, suara seorang pria menyambutnya dari seberang.
"Halo? Ada apa Yen?"
"Eum...Jen? Lo sama Mark nggak?" tanya Yena ragu.
Pria bermata sipit itu menjawab.
"Nggak kok. Hari ini dia bolos ke kantor malah. Ini gue ke gym sendirian. Dari tadi nomornya nggak bisa gue hubungi. Emang dia nggak ada di rumah?"