~Vote and comment will be appreciated~
Coffe shop itu tampak sepi. Mungkin karena ini masih terlalu pagi untuk jam makan siang, sehingga tidak banyak pelanggan yang datang di sana.
Hampir sepuluh menit Haevan mengetuk jemarinya pada pegangan mug macchiato yang ia pesan. Hingga dentingan lonceng pintu berhasil membuatnya tersentak dan menegak.
"Sorry sorry...udah nunggu dari lama ya? Tadi ada urusan sebentar di kantor. Jangan pergi dulu, Kakak nggak akan lama kok..."
Belum saja duduk, Mark sudah mencerocos panjang, mencegah seakan Haevan akan pergi saja dari sana.
"Hey! calm down...nggak usah buru-buru. Gue juga lagi break," tandas Haevan sembari membantu Mark dengan puluhan kotak yang ia bawa.
Kakaknya itu terlihat berantakan dari segi penampilan. Dan tingkahnya yang tergopoh itu membuatnya tambah kacau.
"Ada apa?"
Mark terdiam, mencoba menata nafasnya yang berantakan.
"Bentar..."
"Udah datang dari tadi? Udah pesan makan belum? Kakak pesenin mau?"
Mark sudah berniat memanggil pelayan, sebelum Haevan mencegahnya untuk menurunkan tangan.
"Nggak usah. Gue udah kenyang. Ada perlu apa?"
Lagi-lagi pria itu terdiam, seakan bingung harus memulai dari mana.
FYI, semalam ia meminta Haevan untuk bertemu dengannya di sini. Awalnya ia ragu jika anak itu mau. Tapi ia kaget saat adiknya itu menyanggupinya sehingga membuat dirinya kelimpungan sendiri menyiapkan apa yang ia perlukan dari pagi.
"Sebelumnya maaf kalau Kakak minta kamu ketemuan mendadak kayak gini. Kakak tahu kamu pasti sibuk," ujar Mark merasa bersalah.
"It's not big a deal. Kebetulan tadi gue lagi ada keperluan di sekitar sini. Ada apa?"
Mark menggigit bibir cemas, lantas mengeluarkan satu per satu kotak yang ia taruh di lantai ke meja.
"Eum...gini, mungkin Kakak tau kalau kamu benci banget sama Kakak. Tapi Kakak harap kamu mau bantuin Kakak kali ini..."
"Tenang. Bukan soal pindahan kok."
"Aku cuma mau nitipin ini semua ke kamu..." ujar Mark ragu.
Haevan memandang puluhan kotak itu dengan tatapan bingung.
"Ini, ada beberapa vitamin buat Yena. Kemarin Kakak dapat rekomendasi itu dari temen aku, dan katanya bagus banget diminum pas trimester pertama. Tolong kasihin itu ke dia. Untuk takaran asupannya udah ada di dalam. Nanti kalau bingung kamu bisa tanyain ke Kakak."
"Terus ini, ada minyak kelapa. Bagus banget kalau dikonsumsi buat ibu hamil."
"Kakak juga bawain celana legging sama daster biar dia nyaman. Kakak lihat kemarin dia pakai jeans terus. Mungkin dasternya bisa dipakai nanti..."
"Sama ini..."
"Maternity bra. Di awal kehamilan biasanya payudara perempuan bakal nyeri sama bengkak. Nanti kamu bilang ke Mama buat terus ngawasin Yena, soalnya dia kalau sakit sering dipendam, nggak bilang..."
"Terus....apa ya...."
Melihat Mark yang berbicara panik itu membuat Haevan miris sendiri. Kakaknya benar-benar seperti orang yang terlihat hilang arah.