27| ✨

770 74 11
                                    

~Vote and comment will be appreciated~





Sepertinya, tubuh Mark memang benar-benar dilengkapi dengan protein ajaib penyembuh luka. Pasalnya, belum sampai sebulan kaki pria itu sudah sembuh total.

Bahkan dokter yang menanganinya sampai tercengang dengan keajaiban itu. Ia tidak menyangka orang yang pernah koma tujuh hari bisa sesehat itu dalam tiga minggu.

Seakan mendapat suplemen booster pemulih, pria itu sudah bisa melakukan aktivitas rutinnya sehari-hari.

Tentu saja orang yang paling dibuat bahagia karena kesembuhan itu adalah Haevan. Mulai sekarang ia tidak perlu lagi mengantarkan kakaknya itu jika mandi atau buang air kecil.

Dan dalam rangka menyambut kesembuhan itu, hari ini beberapa karyawan kantor mengunjungi Mark untuk pesta kecil di rumah.

Sengaja Vera dan Faris keluar untuk membiarkan anak itu menikmati waktunya dengan yang lain. FYI, sejak dari rumah sakit itu, Faris juga mulai menunjukkan rasa sayangnya lagi pada anak sulungnya, meskipun masih diam-diam.

"Sosinya udah habis?" Jeno berjalan menghampiri Yena yang sedang memotong daging di dapur.

Sejak tadi pria itu menikmati makan gratis dari rumah Mark, sampai membuat Yena memutar bola matanya bosan.

"Udah habis lagi?"

"Hehe...enak sih...lo beli di mana sih sosisnya? Bukan gue doang kok yang ngehabisin..."

"Di supermarket depan. Tapi stoknya tinggal itu aja. Coba lihat di kulkas..." tunjuk Yena pada Jeno.

Pria itu lantas mengambil tiga bungkus sosis sekaligus dan membukanya dengan gunting.

Beralih dari Jeno, kini Yena melirik ke arah ruang tamu yang cukup ramai dengan suara.

Sepertinya karyawan Mark yang datang cukup banyak sampai ia bisa mendengar suara mereka dari dapur.

"Jen, yang datang ada berapa sih? Segini cukup nggak?"

"Buset! Lo masak sendiri dari tadi?" pekik Jeno baru sadar. Padahal dari tadi pria itu sudah keluar masuk dapur sepuluh kali untuk mengambil cemilan.

"Ya elah...nggak usah repot-repot kali. Masaknya entaran aja, nunggu yang lain pulang, biar porsi gue kebagian banyak..." saran pria itu tak berdosa yang segera mendapatkan tatapan tajam dari Yena.

"Lo dari dulu gini ya? Cerewet banget jadi cowok..."

Yena bersumpah, Jeno yang ia kenal dulu adalah cowok cool penuh pesona yang jadi idamannya satu angkatan. Ia bingung kenapa pria itu jadi berubah cerewet seperti ini.

"Hehe...gini gini kan mantan lo..." sahut Jeno meringis.

"Yang serius, Jen! Ini cukup nggak buat semua? Kalau nggak cukup tuh bakal aku masakin lagi..."

Yang ditanya lantas mencondongkan kepala ke arah penggorengan.

"Cukup. Kebanyakan malah. Ini udah kayak masakin orang sekabupaten, anjir. Lagian lo masak apa aja sih itu?"

"Nggak tau gue selera kalian itu apa. Jadi gue masakin nasi goreng cumi aja..."

Jeno tersenyum kecil saat melihat Yena yang kesusahan membalikkan penggorengan.

"Sini biar gue bantu!" tawarnya cepat. "Beruntung banget sih Mark dapat lo..." gumamnya pelan.

Jeno bersumpah Mark sangatlah beruntung. Di saat hamil tua seperti ini Yena masih sempat-sempatnya memasakkan makanan untuk lima orang temannya yang datang. Kurang perhatian apa lagi coba.

Afterglow | Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang