~Vote and comment will be appreciated~
Kondisi ruangan VVIP itu begitu ramai. Bisa dibilang semuanya sedang berkumpul untuk menemani Yena setelah persalinannya kemarin. Apalagi hari ini adalah weekend, waktu yang tepat untuk melihat wajah bayi yang baru terlahir.
"Kok Aidan sih? Padahal Tante udah buat banyak list nama yang bagus loh!" protes Vera memulai perdebatan.
"Astaga, Ma! Yang baru lahiran itu Yena atau Mama sih? Ya terserah Yena dong mau kasih dia nama apa," tuding Faris ikut menggelengkan kepala melihat tingkah istrinya yang kekanakan. "Lagian itu bagus namanya. Keren, Aidan. Om suka," ucapnya menuding.
"Ya tapi kan...percuma dong Mama buatin list nama dari sembilan bulan yang lalu?"
"Nggak ada yang nyuruh juga kali, Ma," timpal Haevan ikut nimbrung, membuat sang mama cemberut hebat.
Yena tertawa kecil melihat bayi yang sedang ada dalam gendongannya itu jadi rebutan banyak orang. Pasalnya gara-gara bayi itu semua orang jadi berdebat.
Hal itu berawal dari Zelo yang ingin memberikan dia nama Nathan pagi-pagi. Vera yang dari awal sudah menyiapkan list nama untuk bayi itu tentu saja tidak terima. Wanita itu pulang dan mengambil catatan panjang berisi ratusan nama yang sudah ia pikirkan berbulan-bulan yang lalu.
Jihan—sepupu Mark yang baru saja mengenal Yena juga tak mau kalah. Gadis itu mengusulkan nama Victor dengan dalih nama yang kekinian. Belum lagi Jeno—si mantan tak diundang yang ikut-ikutan memberikan nama Benjy. Semuanya terlihat dominan ingin memberikan bayi baru itu nama.
"Lagian siapa sih yang ngasih ide nama Aidan itu?" tanya Jeno ikut sewot. "Jelek banget buset. Nggak ada estetiknya. Bagusan juga Benjy..."
Yena tertawa mendengar dumelan khas Jeno. Wanita itu melirik ke arah Mark yang duduk di pojok ruangan dengan death glare-nya.
"Ada deh. Seseorang. Lagian artinya juga bagus kok, aku suka..."
"Emang apa artinya?" Kini giliran Yiren yang bertanya. FYI, perut wanita itu juga sudah mulai membuncit karena sudah memasuki bulan yang kelima. Hari ini ia datang tanpa sang suami karena Injun disibukkan proyek keluar kota.
"Kalau kata yang ngasih ide sih api yang kecil," jawab Yena.
"Oh...emang siapa sih yang ngasih ide?"
"Nggak ah, jangan disebut, nanti malah semuanya debat lagi," sahut Yena menengahi.
Tidak tahu saja jika dari tadi Mark senyum-senyum sendiri karena idenya yang terpilih. Apalagi ide itu ia berikan pada momen yang begitu indah.
"Siapa sih emang? Orangnya nggak ada di sini?" tanya Vera hopeless. "Jangan-jangan Papa aja lagi yang ngasih ide diam-diam!" tuduhnya pada sang suami.
"Astaga, Ma! Negatif mulu sama Papa! Orang dari kemarin Papa sama Mama terus kok!"
"Bener banget. Mama ngaconya kebangetan. Lagian mana mungkin sih Papa ngasih ide sebagus itu?" timpal Haevan tak tau diri.
"Ya terus siapa dong?"
Keributan Vera menjadikan semua orang yang ada di sana jadi ikut penasaran.
Tak terkecuali Zelo yang sudah senyum-senyum tidak jelas memandang kakaknya.
"Oh aku tau nih siapa orangnya..." seru pemuda itu.
"Siapa?"
"Kak Wil kan yang ngasih ide?" tebak Zelo to the point. "Kak Wil kan yang ngasih nama Aidan itu makanya Kak Yena langsung setuju?"