Lagi - lagi patah
Untuk kesekian kalinya terjatuh
Aku tahu sejak awal pendakian ini tak akan sampai pada puncak kebahagiaan, aku tahu akan terjatuh kemudian.
Entah mengapa aku menutup semua inderaku untuk itu, seolah semua akan baik - baik saja saat aku berpijak.
Namun semua terjadi begitu cepat, saat angan berada pada puncak nya, saat itu pula pijakanku tergelincir, membuat luka, menjadi patah dan trauma, sangaaaaaaaattt parah dan tak dapat sembuh sempurnaJejaknya tinggalkan perih tanpa penawarnya, ia menjadi penawar luka lain dan luka pada hati nya, agar mereka sembuh dan untuh, tanpa ia sadari aku memulihkannya seorang diri.
Aku sangat buta saat bersamanya
Baru aku sadari, semua keyakinan, semua cerita dan gambar tentangku semua hanya berujung palsu
Ia terhenti, tertegun tak bergeming saat aku menariknya untuk berlari bersama.
Terdengar kalimat dalam lirih, "maaf aku tak bisa" kata - kata menusuk jauuuuuuh lebih dalam.
Bohong semua bohong tentangnya.
Saat aku ingin berikan cinta dengan cara terbaikku, kini hanya tersisa tangis yang begitu sakitPernah terbersit di benakku " Aku pernah menunggu seseorang yang akhirnya membawaku pada penyesalan karna rasa tak sabar pada diriku, namun sekarang akan aku kuatkan untuk menunggu kamu dengan penuh kesabaran, karna aku tak ingin ada penyesalan itu kembali untuk ke dua kali nya, tapi kamu malah kamu yang pergi untuk kesekian kalinya "
Tetaplah berasama pelangimu disana, namun jangan pernah lupakan aku saat aku menjadi payung di kala kamu kehujanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu
Short Storydenting berbunyi di keheningan malam, awan ber iringan di langit pekat kelip cahaya menghiasinya.. angin berhembus.. menghempas dedaunan kering di sekeliling taman... kamu duduk di bangku tua itu... berselimut jaket tebal.. kotak cahaya itu menyina...