Aku hitung satu persatu purnama
Pada langit cerah berbintang
Juga pada langit mendung berkabungKetahuilah, setiap malam renunganku teduduk penuh sendu, menatap langit yang hitam legam, bahkan sesekali aku hitung binar bintangNya.
Ingin aku menatap langit dengan bahu seseorang yang siap mendengar semua eposide celotehanku, dengan telinga yang lelah namun tak bosan mendengar lengking suaraku yang menyita pendengarannya,
Bahu yang setia, bersedia menjadi area landasan kepalaku yang tak bisa duduk dengan tegak.
Bahu impian yang tak pernah merasa keberatan dengan sandaran sekujur tubuhku.Saat ini aku terduduk sendiri, merasakan hati yang terus berjalan menyusuri ketinggian yang terjal, tergelincir, terjatuh, sakit dan berdarah sudah menjadi teman sejati sepertinya, sesulit ini ternyata mencapai puncak impian dengan puing hati yang berkeping keping
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu
Short Storydenting berbunyi di keheningan malam, awan ber iringan di langit pekat kelip cahaya menghiasinya.. angin berhembus.. menghempas dedaunan kering di sekeliling taman... kamu duduk di bangku tua itu... berselimut jaket tebal.. kotak cahaya itu menyina...