Oleh: Risma Alfatih
Pijakan kaki di hamparan belahan dunia yang luas
Yang kadang memihak dan kadang merasa tak sejalan dengan inginnya
Bahagia, rindu, lemah, luka dan pasrah
Raga ini tau kemana arah pulang yang paling nyaman
Karna dengannya semua menjelma menjadi do'a
Sorot mata yang kini mulai meredup, langkah yang kini tak setegak dulu, tak pernah ingin menjauh dari sosok lembut nan penuh kasih sayang
Gejolak hati ingin menjerit, ketika tetesan banyu bening terurai pada paras penuh wibawa, tak ada kata, tanpa suaraTeriris,
Pedih tak tersisa,
Tak mampu indahkan kelopkanyaAku berjalan tegak di atas lidahmu,
Aku berteduh di atas naungan do'a mu
Bukan,
Bukan tentang do'a untukmu
Tapi tentang kebahagiaan yang kau mohonkan untukkuUluran tangan dan genggaman jemari nya mengobati nafas yang patah, langkah yang goyah,
Mampukah aku ???
Membuat lengkung indah pada paras nya ?Duhai ibunda
Mampukah pundakku, sekuat pundak yang selalu kau berikan saat tangis tak terkendali ?
Bisakah pelukku melunturkan jiwa yang lara, membangun bahagia yang nyata, seperti pelukan mu ?Tubuh yang semakin membungkuk, kulit yang semakin berkerut, tak akan mengubah cara pandangku, dimana kau selalu berdiri dengan sepasang telapak kokoh yang sama, menunggu gadis kecilmu berlari dan larut dalam dekapan dengan berbalut busana merah putih,
Hingga saat ini hal itu masih sama,Malaikat tak bersayap, itulah kamu bagiku
Syukur aku pada kehendak-Nya, telah menitipkan raga tak berdaya pada wanita penuh rasa ikhlasDuhai Ibunda, maaf atas
Mulutku yang terkunci
Gapaiku yang sulit
Waktuku yang terbatas
Tak mampu setia di sampingmu, mendekapmu kala sepi mencakar hati dan pikiranmu,Kala sore berganti malam, dan malam setia menunggu pagi, menemani dalam setiap iringan nafas yang tuhan berikan lewat sosok nyata dalam kehidupan, merangkak, berjalan, berlari, hingga pada masanya aku kembali mempersembahkan impian indah di masa senja mu
Duhai ibunda,
Ku berikan bait cinta, dari gadis kecilmuKoreksi yaaaaaanggggsssssss 😁😋
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu
Nouvellesdenting berbunyi di keheningan malam, awan ber iringan di langit pekat kelip cahaya menghiasinya.. angin berhembus.. menghempas dedaunan kering di sekeliling taman... kamu duduk di bangku tua itu... berselimut jaket tebal.. kotak cahaya itu menyina...