Tenyata hanya kamu tempatku pulang
Bahu itu
Kecupan itu
Tak dapat aku artikan dengan bahasa, atau gerak tubuh lainnyaKamu lautan gelisahku, kamu puncak gunung yang tak pernah rela langkah kaki ku lelah,
Kamu sepiku
Kamu damaiku
Kamu ribuan kata ambigu yang tak pernah bosan menjadi penggerak pena yang lemah iniDalam air mata
Dalam tawa
Kamu adalah alasan mengapa otakku bekerja kerasLara dan luka yang masing masing kita tancapkan dalam hati dan memori
Kesan pergi meninggalkan untuk selamanya
Tak pernah mengalahkan satu genggaman tak kasatmataIbarat genggaman
Saat satu mulai melemah dan mencoba terlepas, maka satu yang lain akan tetap kuatSaat langkah kaki mencoba tak searah, mencoba berlari sekuat tenaga
Tanpa sadar kau adalah tepian daratan tempat ku bermuara, tepat dalam pelukanmu tempat aku berdiam penuh kenyamanan, tempat aku mencium dan memeluk aroma nafas muKamu kamu kamu
Sentuhan lembut yang membutaku terbangun dalam pencarian panjangkuDan tetap kamu tempatku pulang
Puwakarta, 9 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu
Short Storydenting berbunyi di keheningan malam, awan ber iringan di langit pekat kelip cahaya menghiasinya.. angin berhembus.. menghempas dedaunan kering di sekeliling taman... kamu duduk di bangku tua itu... berselimut jaket tebal.. kotak cahaya itu menyina...