Wakey wakey
Come on
It's time to wake up
Don't wanna be late today
Good morning, sunshineJam alaramku dari suara Felix Straykids berbunyi, menandakan hari sudah berganti. Aku segera merapikan tempat tidur dan lanjut mandi. Sesaat setelah berganti pakaian aku langsung turun ke lantai dua. Tak ku dapati siapapun disana. Mama pasti sudah berangkat kerja atau mungkin jogging di taman. Aku tidak terlalu memusingkan itu dan segera sarapan roti mentega yang sudah bibi siapkan.
Ting tong
Siapa pagi-pagi begini siapa yang sudah bertamu. Mengganggu sarapanku saja.
"Bi, buka pintunya. Ada tamu tuh." Teriakku pada bibi yang sepertinya lagi mencuci di belakang sana. Tak lama ku lihat bibi tergopoh-gopoh berjalan menuju pintu dan aku melanjutkan makan sarapanku.
"Masih sarapan aja, ayo berangkat." Aku langsung menoleh ke sumber suara. Disana berdiri Bunga teman sekomunitas jurnalisku ku dan diikuti bibi di belakangnya.
"Ngapain kesini, mau jemput aku?" Tanyaku memastikan. Pasalnya selama satu tahun kita kenal tak pernah ku dapati ia menjemputku pagi-pagi seperti ini.
"Ya sebagai permintaan maafku kemarin aku jemput kamu deh. Maaf ya udah ngilangin novelmu." Sesalnya sambil membuka tas dan mengambil sesuatu di dalamnya lalu memberikannya kepadaku.
"Apa ini?" Tanyaku menerima pemberiannya.
"Buka aja." Lalu tanganku langsung membuka bingkisan yang ia berikan. Ternyata didalamnya sebuah novel mirip punyaku karya Rain D'Prince yang ia hilangkan beserta dua novel season lanjutannya. Mataku berbinar melihat isi bingkisan ini. Menatap tak percaya apa yang ku pegang. Pasalnya novel season ketiganya hanya PO 50 eks seindonesia. Aku yang menantikannya berbulan-bulan tak mampu mendapatkannya. Tapi kini novel tersebut berada di hadapanku bahkan di tanganku.
"Ini .. ini beneran buat aku? Kamu gak lagi main-main kan Bun?" Tanyaku dengan ekspresi masih tidak percaya. Ia hanya mengangguk mengiyakan. Aku yang kegirangan langsung berdiri dan memeluknya erat-erat sambil terus mengucapkan kata terima kasih padanya.
"Udah-udah sesek ini. Ayo buruan berangkat, keburu telat ini." Aku langsung mengiyakan ajakannya dan menggendong tas di punggungku.
"Bi, Salma berangkat dulu ya!" Ucapku sambil berteriak. Karena bibi sudah kembali ke belakang setelah membukakan pintu tadi.
"Iya non!" Ucapnya tak kalah berteriak.
Kami berdua langsung menuju mobil yang dibawa oleh Bunga. Di perjalanan kami banyak menceritakan tentang novel karya Rain D'Prince tersebut. Dia juga menceritakan bagaimana ia bisa mendapatkan novel season ketiganya tersebut. Karena sangking asyiknya aku sampai tidak menyadari jika kita sudah sampai di sekolahan. Aku langsung turun dan menuju ke kelas bersamanya. Kita beda kelas jadi dia belok duluan ke koridor menuju kelasnya.
Sesampainya di kelas ku lihat Nabila sudah duduk di kursi sebelahku sambil baca novel yang ia bawa. Kita memang sebangku sejak kita duduk di kelas dua SMA ini. Ia menyadari kedatanganku dan langsung melambaikan tangannya. Aku yang melihat itu juga turut melambaikan tanganku padanya. Segera ku duduk disana dan menaruh tasku juga.
"Keren kamu, majalah bulan ini banyak peminatnya banget. Tadi kulihat depan ruang jurnalistik dipenuhi sama anak-anak yang beli majalahnya." Ucapnya sambil mengacungkan jempolnya.
"Hah? Emang majalahnya udah datang? Ah gak usah dijawab. Aku ke sana dulu ya. Masih berapa menit sampai bel masuk?" Ku lihat Nabila mengamati jam di tangan kirinya sesaat lalu memandangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
12 Energi Alam ✅
Teen Fiction‼️Just AU‼️ "Bentar bentar bentar, ini maksudnya apa nih. Kok otak kecil dan otak-otak saya tidak mampu mencerna ya." "Otak besar ege, bukan otak-otak." "Ya bener lah otak-otak, kan dikuadratkan." "Lha iya bener juga ya." "M...