Bel istirahat berbunyi, semua murid berhamburan keluar sesaat setelah guru mengucapkan perpisahan jam pelajaran. Ada anak yang langsung ke kantin untuk membeli makan. Ada yang ke perpustakaan untuk mencari materi tambahan atau sekadar numpang wifi. Bahkan ada yang tetap di kelas sambil makan bekal yang mereka bawa. Di kelasku salah satunya. Disini banyak anak-anak yang membawa bekal dari rumah. Aku juga begitu kadang-kadang.
"Bawa bekel gak Sal?" Tanya Nabila padaku.
"Enggak nih, kamu?"
"Sama, yaudah ke kantin yuk."
"Kuy."
Kantin siang ini benar-benar ramai sekali. Aku dan Nabila langsung berpisah membeli makanan pilihan kita masing-masing. Disini aku membeli ketoprak dan es semangka yang sedang viral akhir-akhir ini. Setelah selesai aku duduk di kursi kantin yang disediakan sekolah sambil memainkan handphone yang ku bawa dari rumah. Nabila lama sekali membeli makanannya. Sebenarnya apa yang ia beli hingga selama ini.
"Beli es semangka lagi? Suka banget sih sama minuman manis begituan." Tiba-tiba Paul sudah berdiri di sampingku sambil membawa kopi di tangannya. Apa semua laki-laki keren suka minum kopi? Kenapa banyak sekali laki-laki di sekelilingku yang suka minum kopi.
"Yakan aku manis, jadi minumnya yang manis-manislah. Emangnya kamu suka kopi pahit jadi kamu .." tak ku lanjutkan kalimatku dan malah nyengir di hadapannya.
"Ngeselin loe." Ucapnya sambil menyesap kopinya.
"Kan emang bener." Ledekku sambil menjulurkan lidah kepadanya. "Nabila lama banget sih, kebiasaan deh kalo milih suka lama pasti." Lanjutku.
"Nabila temen sebangkumu itu?" Tanyanya sambil ikut aku mengedarkan pandangan di sekeliling kantin.
"Hey, lama ya. Sorry tadi rame banget soalnya." Ku lihat Nabila datang sambil membawa bakso dan es teh di tangannya.
"Yaudah gapapa, tapi makananku tinggal setengah. Laper banget aku soalnya." Ucapku sambil menunjukkan ketoprak yang hanya tinggal setengah ini.
Nabila langsung duduk di sampingku berhadapan langsung dengan Paul dan mulai memakan baksonya. Sepertinya ia juga lapar sama sepertiku. Sedang Paul masih asik meminum kopinya sambil terus memainkan handphone di tangannya.
"Ehem .. sepertinya ada yang tengah kasmaran. Dari tadi main hape mulu." Ucapku sambil terus menatap dan makan makananku.
"Siapa Sal?" Tanya Nabila sambil memakan baksonya
"Jorok ih, telen dulu napa." Ucapku sambil memberikan tisu padanya. Ia hanya nyengir dan mengambil tisu untuk menghapus kuah yang tadi muncrat kearah meja.
"Lagian orang makan kamu ajakin ngomong." Tawa Paul yang melihat kita berdua.
"Aku gak lagi ngajak ngomong siapa-siapa ya. Aku ngomong sendiri kok." Sewotku ke arah Paul.
"Iddih .. masih muda udah gila aja suka ngomong sendiri." Tawa Paul makin pecah disini. Nabila juga tak kalah kerasnya tertawa mendengar omongan Paul tadi. Aku yang kesal langsung mengambil sesendok besar ketoprak kearah mulutku dengan kasar.
"Pelan-pelan atuh neng, nanti keselek. Emang tadi yang kamu maksud siapa?" Tanya Nabila padaku. Aku hanya memajukan daguku ke arah Paul. Paul yang melihatnya malah bingung sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Ya iyalah, dari tadi yang mainan hapekan cuma kamu. Bukan aku apa lagi Nabila." Ucapku menjawab pertanyaannya Paul yang tidak tersirat itu.
"Enak aja lagi kasmaran, nih liat." Ucapnya sambil menunjukkan layar hapenya kepadaku. Aku yang terlalu kepo tentang apa yang dari tadi ia lakukan di layar hapenya langsung melihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
12 Energi Alam ✅
Teen Fiction‼️Just AU‼️ "Bentar bentar bentar, ini maksudnya apa nih. Kok otak kecil dan otak-otak saya tidak mampu mencerna ya." "Otak besar ege, bukan otak-otak." "Ya bener lah otak-otak, kan dikuadratkan." "Lha iya bener juga ya." "M...