Chapter 28

1.7K 386 9
                                    



Sedari tadi Panji kurang fokus saat mengikuti rapat bulanan BEM, sempat beberapa kali saat Panji ditanya oleh Malik sang ketua BEM yang dijawab Panji dengan "Hah? Gimana?" atau "Apa tadi pertanyaannya?"

Perserta rapat cukup heran melihat Panji yang terlihat melamun sepanjang rapat diadakan. Selesai rapat, Malik menghampiri Panji yang sedang menatap layar laptop "Gak biasanya lo gini ji"

"Sorry bang, gak fokus banget gue" ujar Panji dengan tatapan ke layar laptop untuk memperhatikan deretan angka yang tertera di proposal.

"Kalo lo kurang sehat mending istirahat aja Ji, lagian lo udah work hard banget tiap kegiatan dari proker" ucap Malik lalu bergegas meninggalkan ruangan.

Panji menghela nafas berat dan merasa bersalah tidak bisa membedakan masalah kerjaan organisasi dan pribadi. Jujur saja, pikiran Panji terputar persoalan apa yang dia ketahui dari Arjuna dua hari yang lalu.

Sejak itu pula, Panji menarik diri baik dari Shannon ataupun Giselle. Kemarin Shannon sempat mengajak Panji berkunjung ke rumah orang tua mereka tapi lelaki itu tolak, sedangkan Panji membatalkan janji untuk menemani Giselle pergi menemui Om Septian.

"Untuk angka yang ada di proposal gue sengaja gedein biar kegiatan ini gak kekurangan dana" ujar Kevin yang merupakan partner Panji dalam kegiatan besar yang akan diadakan dua bulan lagi itu.

Panji mengangguk "Untuk rincian dana gue approved tapi untuk bagian latar belakang tolong direvisi lagi ya vin bilang anggota lo"

Kevin yang mendengar itu hanya mengehela nafas besar, semua orang sudah tau jika sangat susah untuk tembus proposal ke Panji karena anaknya sangat detail "Iya nanti gue benerin, besok gue kirim"

Panji menutup laptop miliknya lalu memasukan beberapa buku dan laptop ke tas miliknya "Gue duluan vin" yang dibalas anggukan oleh Kevin.

Langkah Panji menuju parkiran belakang kampus FISIP, kebetulan hari ini Panji pergi ke kampus menggunakan motor vespa kesayangannya.

Sempat beberapa kali Panji ditegur oleh adik tingkat dan senior, sepanjang perjalannya menuju parkiran. Tidak dapat dipungkiri bahwa wajah Panji lumayan familiar diantara mahasiswa FISIP.

"Halo kak Panji" sapa seorang mahasiswi saat Panji sudah naik ke jok motor miliknya.

"Hai" sahut Panji dengan senyuman tipis diwajahnya sementara gadis yang merupakan junior Panji di kampus tersenyum malu-malu.

"Kak mau tanya boleh?" tanya gadis itu sembari melangkah mendekat ke Panji.

Panji menoleh ke arah gadis yang bernama Yumna "Tanya aja"

"Kak Panji bener pacaran sama tiktokers Giselle Dayana itu ya?" wajah Yumna terlihat penasaran.

Panji menghela nafas berat mendengar pertanyaan yang diutarakan oleh Yumna, namun lelaki itu menganggukkan kepala "Pasti tau dari sosmed ya"

Wajah Yumna terlihat kecewa mendengar jawaban dari pertanyaannya "Oh gitu ya kak" lalu gadis itu melangkah menjauh dari Panji.

Panji bukannya tidak tau jika Yumna kerap kali menunjukkan ketertarikannya sejak gadis itu pertama kali masuk ke kampus yang sama dengan dirinya. Namun bagi Panji, Yumna hanyalah seorang adik baginya.

Lelaki itu menaiki motor kesayangannya dan menarik gas untuk menuju apartemen miliknya.

--

Menghabiskan waktu dengan maraton series merupakan suatu hobi yang sangat disukai oleh Giselle. Hari ini, Giselle maraton menonton series Emily in Paris 2 yang baru saja dirilis. Giselle sempat mendapat spoiler dari Jizzy jika series yang berlatar tempat di kota Paris ini tidak sebagus season 1.

Pada awalnya series ini sama saja menarik dengan season 1 tapi saat memasuki episode 4 sampai episode 10, secara tidak langsung Giselle agak kecewa karena menurut Giselle plot cerita tidak seperti yang Giselle bayangkan.

Tetapi Giselle tetap melanjutkan series itu hingga selesai. Alasan Giselle tetap menonton walaupun tidak terlalu menyukai plot cerita adalah outfit yang digunakan Emily sang pemeran utama sangat memanjakan mata.

Ponsel milik Giselle yang berada di atas meja berdering menampakkan seseorang menelpon.

Panji Marvin is calling....

Giselle menatap layar ponselnya dengan rasa malas. Kenapa lelaki itu kembali menghubunginya setelah beberapa hari terlihat menjaga jarak dengannya.

Ingin rasanya Giselle menolak panggilan itu namun disisi lain ada dorongan yang membuat Giselle harus mengangkat panggilan dari lelaki itu.

"Halo" ujar Giselle setelah mengambil ponsel.

"Dimana?" tanya dari seberang sana.

"Di apart. Kenapa nanya?" jawab Giselle dengan sedikit ketus.

"Buset sensi banget. Makan yok" Sahut Panji.

"Gak ah udah kenyang" tolak Giselle karena gadis itu malas untuk bertemu dengan Panji.

"Ya udah" ujar Panji lalu mematikan panggilan.

"Lah kok dimatikan sih?!" Giselle kesal saat mengetahui Panji memutus panggilan itu.

Giselle lalu menggelengkan kepalanya "Dih gak penting juga"

Gadis itu kemudian melanjutkan kegiatannya untuk menonton series.

Tak lama terdengar bunyi bel dan membuat Giselle terpaksa kembali menghentikan kegiatan menonton kemudian bergerak menuju pintu.

"Siapa lagi bertamu malam-malam" dengus Giselle sembari melangkah menuju pintu dan saat membukakan pintu tersebut terdapat seorang lelaki yang saat ini tidak diharapkan oleh Giselle "Udah dibilang gue gak mau"

Panji menggeser tubuh Giselle lalu masuk ke dalam apartemen milik Giselle dan menuju sofa yang berada di depan TV.

"Gue gabut aja makanya kesini" ujar Panji yang saat ini sudah duduk di sofa ruangan tengah. Panji meraih remote TV lalu mengganti saluran ke siaran langsung pertandingan bola.

"Lancang banget" gumam Giselle namun masih kedengaran di telinga Panji.

"Bentar doang gi" sahut Panji, lalu lelaki itu menoleh ke Giselle "Sini duduk"

Giselle beranjak duduk bersampingan dengan Panji "Lo gak jadi makan?"

"Jadi kok, bentar lagi ada yang anterin makanan" jawab Panji yang kini terlihat fokus memeperhatikan layar TV.

"Kenapa gak nonton di apart lo aja sih, ganggu banget" ujar Giselle yang kesal karena dirinya tidak paham dengan pertandingan yang sedang disaksikan oleh Panji.

"Gue lupa bayar langganan TV terus mager buat keluar" sahut Panji tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Bukannya bisa nonton streaming di HP ya?" Setau Giselle jika pertandingan bola seperti ini bisa ditayangkan melalui streaming di website tertentu.

Panji menghela nafas lalu menoleh ke Giselle "Gue kesini emang mau nyamperin lo, puas?"

Mendengar ucapan Panji membuat Giselle terpaku dan dalam hati Giselle berkata 'Setelah beberapa hari menjauh dari gue?????'

Saat ini tatapan Panji masih tertuju ke Giselle yang membuat gadis itu secara otomatis menoyor kepala Panji "Udah sono lanjutin nontonnya, gue mau ambil minum dulu"

Bukannya merasa kesal karena di toyor oleh Giselle, lelaki itu lantas tersenyum "Lah salting"

Giselle yang sudah berdiri menatap tajam Panji karena ucapan lelaki itu barusan "Mana ada salting!"

"Lo mau minum apa?" tanya Giselle yang mengalihkan pembicaraan. 


to be continued.......


--- 

Istirahat dulu yaaa dri konflik,,,,,semoga dapet momen jigi nyaaaa

Beautiful Mistake [Jihoon x Giselle]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang