Seperti biasa baca part ini pelan-pelan.........
Rasa takut menyelimuti Giselle saat kakinya menginjak halaman rumah seorang psikiater yang akan mendengar keluhan dia nanti. Giselle menghentikan langkahnya saat di depan pintu "Kak aku pulang aja deh"
"Loh kenapa? Udah disini loh gi" Ucap Panji Kusuma sembari menatap manik mata Giselle.
Giselle melepaskan genggaman tangan Panji Kusuma saat berusaha menenangkan dirinya. Keringat dingin mulai membanjiri dahi Giselle.
"Gapapa gi. Gue aja bisa loh apalagi lo" Panji Kusuma berusaha menyemangati Giselle.
Saat akan melangkahkan kaki, langkah Giselle terhenti saat melihat seorang gadis yang wajahnya familiar belakangan ini.
"Hai gi!" Sapa gadis itu, lalu tersenyum ke Panji Kusuma "Lah PANJI????? PANJI SMA NUSANTARA KAN?"
Giselle memperhatikan interaksi kedua orang di depannya ini. Gadis itu tidak habis pikir jika Shannon bisa mengenal Panji Kusuma.
Wajah Panji Kusuma terlihat pias seakan menahan amarah saat melihat wajah gadis yang baru saja menyapanya itu.
"Kalian kenal?" Tanya Panji Kusuma ke Giselle dan Shannon.
Baik Shannon dan Giselle kini mengangguk karena mereka berdua memang pernah bertemu.
"Dia temennya temen gue" Jawab Shannon dan disetujui oleh Giselle.
"Ngapain kak kesini?" Tanya Giselle penasaran.
Shannon tersenyum lalu memandang ke bawah "Habis terapi" Wajah Shannon terlihat mendung "Gue pamit dulu ya"
"Btw Panji lo kemana anjir? Gak pernah ke acara angkatan juga" lanjut Shannon yang baru saja heran bisa melihat lelaki populer semasa SMA yang telah lama menghilang keberadaannya itu.
Panji Kusuma mendorong Giselle masuk ke dalam "Kita duluan ya" tanpa menjawab pertanyaan dari Shannon. Hal yang dilakukan oleh Panji Kusuma tentu saja menarik perhatian Giselle dan Shannon.
Saat berada di depan pintu ruang terapi, Giselle kembali menghentikan langkahnya dan menoleh ke Panji Kusuma "Kak gue gak butuh terapi deh kayaknya, gue waras kok bukan gila"
"Gi....Lo terapi bukan karena gila kok" Kali ini Panji Kusuma melembutkan cara bicaranya dan membuka pintu yang berada di depannya lalu mendorong tubuh Giselle agar masuk ke ruangan.
Ruangan yang menemani perjalanan Panji Kusuma kini terlihat sangat rapi. Terlihat tatanan buku yang rapi dan tanaman hijau yang memberi kesan hidup ruangan ini.
Giselle menarik nafas dalam lalu menghembuskannya. Pandangan Giselle yang tadinya memandang ke bawah kini memberanikan diri menatap orang yang berada di depannya, Anisa seorang psikiater yang akan memberikan terapi ke Giselle.
"Hallo Giselle" Sapa Anisa.
"Selamat sore bu" Sahut Giselle.
Sementara Panji Kusuma sudah melangkah untuk duduk di sofa.
"Silahkan duduk ya Giselle" Seru Anisa sembari mengarahkan Giselle untuk duduk.
Saat Giselle duduk tepat di depan Panji Kusuma, lelaki itu berkata dalam diam yang jelas Giselle tau apa yang dikatakan oleh lelaki itu 'Tenang aja jangan tegang'.
"Sebelumnya Giselle udah pernah ke psikolog atau belum?" Tanya Anisa dengan sebuah kertas kosong untuk mencatat apa akan Giselle sampaikan.
"Belum bu" sahut Giselle.
"Kenapa gak coba ke Psikolog dulu baru ke Psikiater?" mendengar ucapan Anisa membuat Giselle menatap heran.
Anisa tersenyum melihat reaksi Giselle "Kalau Giselle merasa hanya butuh didengarkan tanpa penanganan medis harusnya ke Psikolog, nah kalau Psikiater ini sama halnya dengan Psikolog tapi kami bisa meresepkan obat untuk pasien"
![](https://img.wattpad.com/cover/290390688-288-k988827.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mistake [Jihoon x Giselle]
CasualeTentang Giselle Aeri Dayana yang belum damai dengan masa lalunya. Tentang Panji Marvin Hunanta yang menjadi mengikuti permainan dari seorang gadis yang tiba-tiba mengajaknya pacaran saat Pesta Halloween. Setelah itu muncul kesepakatan-kesepakatan y...