Chapter 10

1.3K 162 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Hari ini SMA Ensiti Dream tampak berbeda dibanding biasanya. Ada banyak siswa dan siswi berkeliaran di koridor, lapangan serta lain sebagainya terkecuali ruang kelas yang tak ada penghuninya. Berhubung hari ini adalah hari olahraga nasional, pihak sekolah mengadakan lomba kecil-kecilan dengan hadiah yang terkesan murah, yaitu satu iPhone, uang belanja untuk brand Gucci serta emas batangan murni dari Dubai.

Tentu saja kesempatan ini tak luput dari Jaemin, dia turut ikut lomba meskipun dia tak menginginkan hadiah tersebut. Walau menang, dia memberikannya pada yang lebih membutuhkan, contohnya Haechan. Ya, siapa yang menolak hadiah bermerk? Bagi Haechan, hadiah itu lumayan bisa sebagai pengganjal jendela kamarnya.

Sedangkan Jeha yang baru pertama kali merasakan sensasi ini hanya menatap bingung sembari berjalan menyusuri koridor sekolah, tangan kanannya menggenggam sebotol air dingin yang tadinya dibeli Jaemin untuknya. Sekarang Jeha menuju lapangan basket, sebentar lagi pertandingan basket pria akan dimulai, tentu Jeha tidak ingin ketinggalan.


"JEHA!" Sang pemilik nama auto berbalik kearah kiri dan mendapati Nancy melambaikan tangan padanya, dengan gerakan cepat Jeha mengarah ke Nancy yang sudah sibuk memegang papan bertuliskan nama Jisung.

"Lo nyemangatin Jisung?" tanya Jeha.

"Kalau enggak, dia bisa ngamuk. Kalau masalah Jaemin, udah banyak yang nyemangatin," balas Nancy sambil menunjuk para gadis-gadis yang membawa papan bertuliskan nama Jaemin.


Jeha mengangguk paham, mulai duduk dengan tenang hingga pertandingan dimulai. Perwakilan kelasnya untuk pertandingan basket kali ini adalah Jaemin, Jeno, Jisung, Renjun, Chenle dan Mark. Lalu Haechan? Dia bagian team hore kalau gangnya menang.


"Jeno jago main basket loh, Je," kagum Nancy.

"Iya, gue tahu kok. Pas SMP dia selalu jadi perwakilan lomba," ucap Jeha.


Bohong kalau Nancy mengatakan dia tak kagum pada sosok Jeno yang tampan tersebut. Selain karena ketampanannya, Jeno itu pintar dan suka tersenyum. Tapi sayang, dia terkesan dingin pada orang lain, ucapannya sedikit irit dibanding wataknya yang sering menebar senyuman menawannya. Berhubung Jaemin dan Jeno itu bermusuhan, mau tidak mau Nancy berpihak pada Jaemin walaupun dia masih tetap berteman baik dengan Jeno.

Bagi Nancy, tak ada yang bisa menjadi musuhnya selama tidak mencari masalah dengannya. Yang bermusuhan dengan Jeno adalah Jaemin, bukan Nancy. Jadi, tak ada larangan apapun bagi Nancy untuk tetap berteman dengan Jeno. Ya, walaupun tanggapan Jeno selalu datar kalau berbincang, tak masalah, yang terpenting Jeno masih mau membuka mulutnya. Kadang saking heningnya, sekelas sampai tidak sadar jika Jeno masuk sekolah.


"Sorry, telat. Gue abis beli minum," Keduanya spontan mendongak dan mendapati Haechan yang duduk disamping Jeha.


Mereka bertiga pun sibuk pada dunia masing-masing, hingga para pemain dan wasit memasuki area lapangan. Suara teriakan semakin menjadi-jadi, jangan tanyakan karena apa, tentu saja karena Jaemin and the gang serta Jeno. Kalau kata Haechan, ketampanan mereka bisa membuat para gadis kerasukan massal.

Na Jaemin : Crazy Rich Jaemin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang