Chapter 8

1.4K 170 7
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Saat jam pulang sekolah, bukannya kembali ke rumah, justru Jeha malah ke kantor sang kakak karena diperintah langsung oleh beliau, katanya ingin menyampaikan sesuatu pada Jeha. Padahal, bisa saja Jaehyun memberitahunya saat di rumah. Tapi, mungkin Jaehyun takut nantinya akan lupa. Kakak-nya itu maniak bekerja, tangannya tidak pernah lepas handphone serta laptop, kecuali sedang tidur dan urusan kamar mandi.


TING


Bunyi lift yang berdenting membuat lamunan Jeha buyar, dengan segera ia keluar dari lift dan berjalan kearah kanan dimana ruangan sang kakak ada disana. Walaupun Jeha sudah berkali-kali mengunjungi perusahaan Jaehyun, tapi tetap saja Jeha takjub melihat interior mahal yang ada di perusahaan ini.

Jeha tak ada keberaniaan untuk menyentuh barang-barang yang ada ditempat tersebut, bahkan menyandarkan punggung saja pada dinding dia merasa was-was. Karena segala hal yang ada di perusahaan ini harganya tidak manusiawi, kakak-nya terlalu banyak menghamburkan uang hanya untuk sebuah lantai dan sebagainya.

Bisa dikatakan kalau Jaehyun dan Jaemin itu mempunyai sifat yang sama. Yang membedakannya hanyalah, Jaehyun masih sedikit waras menggunakan uangnya. Beda lagi dengan Jaemin, yang tidak berpikir panjang, contohnya saja dia tiba-tiba memasang AC di koridor sekolah.


CEKLEK


Saat suara pintu terdengar, spontan Jaehyun mendongakkan wajahnya dan memberikan senyuman terbaiknya untuk adik-nya itu. Tanpa perlu menunggu dipersilahkan, Jeha sudah masuk tanpa diperintah terlebih dahulu. Ia melangkah menuju mini sofa yang jaraknya tidak terlalu jauh dari meja kerja Jaehyun.


"Dijemput sama Sehun, 'kan?" tanya Jaehyun.

"Iya. Mana dia marah-marah ke aku," jawab Jeha.

Kening Jaehyun mengernyit lalu berjalan kearah Jeha dimana sang adik tengah mengerucutkan bibirnya dengan gemas. "Kok gitu? Emang kamu apain dia sih?" tanya Jaehyun, lagi.

"Aku enggak apa-apain loh. Aku juga enggak tahu kenapa punya supir yang ekspresi mukanya tuh datar, kenapa enggak dipecat aja sih?" omel Jeha.


PLATAK


Jaehyun langsung menjitak kepala Jeha dengan lumayan keras sehingga sang korban hanya meringin kesakitan sembari mengelus kepalanya sendiri. Bagi Jeha, Jaehyun itu adalah sosok kakak yang tak dapat ditiru tingkah lakunya, yaitu suka menyakiti adik-nya sendiri. Ya, meskipun Jaehyun tidak pernah absen membiayai kehidupan dan kebutuhan Jeha.


"Kalau dia dipecat, mau rekrut siapa? Lagian, si Sehun itu udah lama mengabdi sama keluarga kita sejak Ayah dan Ibu masih ada. Enggak lucu kalau tiba-tiba dipecat," jelas Jaehyun.


Jeha pun mendengus kesal dan membiarkan Jaehyun menang kali ini. Walaupun sebenarnya Jeha menang adu mulut, tidak mungkin pula dia memecat Sehun. Supirnya itu sudah dianggap sebagai keluarganya juga saking baiknya, tapi sayang pria itu memiliki ekspresi datar. Senyum hanya sesekali dan tertawa jika dirasa memang lucu baginya.


Na Jaemin : Crazy Rich Jaemin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang