Chapter 7

1.5K 188 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Sesuai janji Chenle semalam, mereka berenam benar-benar berakhir dikediaman keluarga Zhong yang mewah ini. Meskipun sangat mewah, tapi bagi Jaemin ini tidak ada apa-apanya dibanding kediaman keluarga Na. Tangan kiri Jaemin kemudian terangkat untuk melepas kacamata hitam yang menempel di hidung mancungnya lalu ia sampirkan pada saku seragam sekolahnya, benar-benar ciri khas seorang Na Jaemin.

Dibelakangnya ada Haechan tengah asyik mengagumi tiap figura yang dilewatinya, tadinya Jaemin juga sempat terpengarah, tapi dia dengan cepat mengontrol ekspresinya agar tidak direndahkan oleh Chenle. Jangan sampai Chenle meremehkannya hanya karena masalah figura murahan itu.


CEKLEK


Suara pintu kamar yang dibuka membuat fokus Jaemin teralihkan, ia pun mempercepat langkahnya dan masuk kedalam kamar Chenle. Luas kamarnya sama dengan kamar miliknya di rumah, isi kamar tersebut pun lengkap, dimulai dari TV, seperangkat alat game dan lain sebagainya hingga sang empu kamar tak perlu keluar lagi membutuhkan sesuatu kecuali makan dan minum.


“By the way, udah lama kita enggak balapan,” kata Renjun.

“Benar juga, terakhir pas tahun lalu enggak sih? Lupa-lupa ingat gue,” timpal Haechan sembari duduk diatas kasur dan berakhir menjatuhkan punggungnya ditempat empuk tersebut.

“Bosan banget gue balapan mulu, yang lain kek,” protes Jisung.

“Lo maunya apa?” tanya Chenle.

“Berkuda atau apalah, asal jangan menembak. Kuping gue sakit,” jawab Jisung.

“Gue tiap weekend sering kearea penembakan sih,” ucap Chenle.


Semuanya sudah tahu bagaimana kedekatan Jaemin dan juga Chenle, mereka berdua sama-sama pewaris dari perusahaan terkenal dan juga terbesar di dunia hingga menjadi pesaing di dunia bisnis. Ayah Jaemin dan Ayah Chenle pun sebenarnya dekat, tapi karena mereka adalah pebisnis, hubungan mereka sedikit merenggang akibat saling cemburu harta kekayaan.


“Mau cemilan dong, Le,” pinta Renjun.

“Okay, kalian mau apa?” tanya Chenle.

“Apa aja, yang penting enak dan bisa di makan.” jawab Mark.


Setelahnya, Chenle keluar dari kamar dan hendak kesuatu tempat untuk memenuhi keinginan teman-temannya ini. Tidak mungkin jika seorang Zhong Chenle mengatakan dia tak punya makanan apapun di rumahnya, dimana harga diri Chenle? Terlebih ada Jaemin.


“Gila, kamarnya Chenle makin luas aja perasaan,” kagum Haechan.

“Masih lebih keren kamarnya Jaemin sih menurut gue, nyaman aja gitu.” timpal Renjun.


Dengan otomatis Jaemin menghempas ujung rambutnya kebelakang meskipun hanya angin. Ya, hanya sekedar membanggakan diri, karena akhirnya dia ada diatas lagi walau Chenle berusaha menyaingi apa yang Jaemin dapatkan.


Na Jaemin : Crazy Rich Jaemin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang