Chapter 3

2K 236 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Di hari minggu, Jaemin menggunakan waktunya dengan sangat baik. Dimulai dari melakukan hobbynya yaitu berkuda, dilanjut menembak lalu memanah. Hanya itu yang Jaemin bisa lakukan, ia tak suka berenang atau menghamburkan uang di pusat perbelanjaan. Menurutnya, lebih baik dia berolahraga dengan teman-temannya walaupun tidak semuanya yang bisa datang untuk menemaninya.

Suara tembakan terus terdengar di ruangan khusus ini, kacamata bening melekat di hidung mancung Jaemin dan kedua tangannya mengarah lurus pada sasaran dimana peluru senjata itu akan mendarat. Mata tajamnya terlihat sangat fokus, hingga tak ada satupun yang bisa mengganggunya sekarang.

Chenle yang ada disampingnya telah menghentikan aktivitasnya, ia menaruh senjatanya diatas meja dan memperhatikan Jaemin yang mungkin sebentar lagi selesai. Menit berikutnya, Jaemin pun melakukan hal sama, menaruh senjata dan melepas kacamata serta penyumbat telinganya.

Rambut hitamnya ia sisir kebelakang hingga membuatnya sedikit berantakan, keringat di dahi Jaemin terlihat sangat jelas, padahal dia hanya berdiri tapi keringat malah mengalir dengan deras diseluruh tubuhnya.


"Lo ada masalah atau gimana? Lo kelihatan kesal banget," ucap Chenle.

"Enggak tahu. Rasanya gue kesal aja gitu," balas Jaemin.


Kening Chenle mengernyit lalu memamerkan tawa kecilnya. Beberapa pengawal yang sengaja menjaga mereka berdua hanya diam dan memantau gerakan aneh dari orang-orang yang berusaha mendekati Tuan-nya ini. Chenle kemudian mendekat kearah Jaemin dan menepuk pundak Jaemin seakan memberikan kekuatan pada sang sahabat sekaligus saingannya di dunia bisnis yang keras.


"Jangan bilang karena Jeha?" terka Chenle.


Tak ada jawaban dari Jaemin, Chenle sudah yakin kalau penyebabnya adalah Jeha. Ya, sebenarnya Chenle juga sedikit terkejut dan shock saat tahu reaksi Jeha sangat-sangat biasa saja ketika bertemu Jaemin, parahnya lagi gadis itu tak mengenal Jaemin. Diseluruh dunia ini, para pebisnis sudah mengenal Jaemin bahkan masyarakat pun telah hafal dengan perawakan pewaris dari Najaem. Tapi, Jeha beda, dia benar-benar menganggap Jaemin biasa saja.


"Serangga kek dia enggak usah dipikirin kali, Jaem," kata Chenle.

"Justru serangga kek dia yang bikin gue stress. Kok bisa dia gitu ke gue?" kagum Jaemin.


Dibanding kesal, sebenarnya Jaemin sedikit kagum dengan tindakan Jeha. Diantara banyaknya gadis di sekolah, hanya Jeha satu-satunya yang bertingkah buruk pada Jaemin. Andai bisa, mungkin Jeha akan memberikan tinju pada Jaemin jika mengganggu Jeha terus-menerus. Untung saja Jeha masih paham tata krama dan mempunyai rasa malu.


"Gue malah pikirnya dia cari perhatian ke lo. Enggak mungkin banget dia enggak kenal lo, Jaem. Bahkan orang kampung aja kenal sama lo, tapi dia? Ayolah, dia bukan tinggal di planet lain," ucap Chenle.


Na Jaemin : Crazy Rich Jaemin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang