***
Seiring berjalannya waktu, tak terasa ujian nasional telah selesai dilalui oleh Jaemin dan yang lainnya, tersisa sekarang adalah menunggu hasil akhirnya keluar. Tanpa mereka tunggu pun, gang Jaemin sudah tahu siapa yang berada diposisi teratas, siapalagi kalau bukan Jaemin orangnya. Belum ada satupun yang dapat menandangi nilai Jaemin di sekolah ini, itu berarti memudahkannya untuk masuk ke Universitas bergengsi di dunia. Contohnya Oxford.
"Berangkat kapan, Jaem?" tanya Chenle.
"Abis pengumuman," jawab Jaemin sembari memasang kacamata hitam di hidung mancungnya. Sekumpulan pria tampan itu berjalan menuju parkiran sekolah, mereka berencana untuk menikmati waktu bebas, beberapa hari belakangan kepala hanya diisi dengan belajar, belajar dan belajar.
"Gue enggak nyangka kalau Jaemin benar-benar pergi," timbrung Jisung.
Ya, sebenarnya Jaemin pun tidak menyangka kalau dia akan pergi jauh dari teman-temannya. Padahal ia berharap kalau kedua orangtuanya memilih Universitas yang berada dijangkauan mereka saja, tapi ternyata salah. Jaemin baru ingat kalau orangtuanya adalah orang terpenting di dunia bisnis, mana mungkin beliau memilih sekolah yang tak bergengsi.
"Orangtua gue juga rencana mau kirim gue ke Shanghai buat lanjut," timpal Chenle.
KRIK KRIK KRIK
Dengan kompak mereka sama-sama diam, bingung harus bereaksi seperti apa atas ungkapan Chenle barusan yang terkesan mendadak tanpa aba-aba. Disinilah Haechan sadar, kalau teman-temannya memilih jalan yang akan membawanya lebih sukses lagi, mengurus perusahaan dan lain sebagainya. Jaemin dan Chenle adalah pewaris dan harapan kedua orangtuanya, tentu saja mereka harus melanjutkan sekolah di kampus ternama di dunia.
"Jauh-jauh amat lo semua," ucap Haechan.
"Emang lo lanjut dimana?" tanya Mark.
"UI." jawab Haechan.
Diantara mereka berenam, hanya Haechan yang masih stay di Indonesia, selebihnya kembali keasal atau mencari kampus terbaik serta suasana baru. Jaemin di Inggris, Chenle di Shanghai, Mark di Canada, Renjun dan Jisung di Jepang, sedangkan Haechan di Indonesia. Sekarang mereka harus sadar kalau mereka disatukan karena pendidikan, lalu akhirnya dipisahkan karena pendidikan juga. Suatu saat nanti mereka bisa berkumpul kembali, Haechan tidak peduli seberapa lama ia menunggu moment tersebut, yang terpenting teman-temannya kembali.
"Nancy sama Jeha kemana?" tanya Renjun.
"Nancy lanjut di Harvard, kalau Jeha belum tahu gue, dia enggak ngomong apa-apa selama ini." jawab Jisung.
Jaemin baru sadar kalau ia mengenal sosok Jeha. Selama ini ia disibukkan dengan mengurus berkas-berkasnya dan segala keperluan kepindahannya nanti, ditambah ia harus belajar untuk menghadapi ujian nasional serta ujian tes di Oxford. Jadi, dia benar-benar tidak ada waktu hanya untuk sekedar memikirkan tentang Jeha, bukannya dia telah melupakannya, Jaemin memang sesibuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Na Jaemin : Crazy Rich Jaemin [Completed]
Fiksi PenggemarJaemin, sosok pria yang hidupnya dikelilingi oleh kemewahan dan juga harta. Kedua orangtuanya adalah pengusaha sukses, sedangkan Jaemin sendiri adalah satu-satunya pewaris didalam keluarganya yang otomatis semua harta milik orangtuanya jatuh di tang...