Chapter 14

1K 131 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


"Lo bilang apa barusan?" tanya Jeha untuk memastikan pendengarannya tidak salah.


Barusan Jaemin mengungkapkan sesuatu yang sama sekali tidak diharapkan terjadi oleh Jeha, parahnya lagi pria itu mengatakannya terkesan santai tanpa kegugupan sedikitpun. Jeha jadi ragu, apa ungkapan tersebut dari lubuk hatinya atau bukan. Tahu sendiri, Jaemin itu suka bercanda dan Jeha tidak menyukainya.


"Gue kaya," ungkap Jaemin.

"Ya, terus? Urusannya sama gue apa?" tanya Jeha, lagi.

"Sekedar info aja, katanya cewek suka cowok yang berduit. Ya udah, gue memperkenalkan diri. Duit gue banyak, blackcard ada empat belas, uang tunai seratus ribu paling dikit cuma sepuluh juta. Kalau lo mau liburan, kita bisa ke Maldives, ada resort gue disana. Punya pulau pribadi, pesawat pribadi tiap tahun ganti, hotel bintang lima dan juga restoran ternama. Gimana? Tertarik buat jadi pacar gue?" balas Jaemin.

"Enggak sih." balas Jeha singkat, padat dan jelas.


Setelahnya, Jeha meninggalkan Jaemin sendirian di lobby hotel. Masa bodoh apa yang dilakukan pria itu, Jeha tidak peduli. Kalau dikatakan tidak tahu terima kasih, rasanya bukan itu ungkapan yang tepat untuk Jeha. Selama ia mengenal Jaemin, ia tak pernah meminta apapun pada Jaemin, Jaemin sendiri yang mengeluarkan uang untuk Jeha.

Jadi Jeha rasa, dia tak perlu merasa bersalah karena telah menolak ungkapan perasaan Jaemin yang terkesan palsu itu baginya. Kalaupun memang serius, Jeha mengambil keputusan yang tepat, karena dia pun belum mempunyai perasaan lebih untuk Jaemin. Hanya sekedar teman, tidak lebih dari itu.


TING


Dentingan lift membuat lamunan Jeha buyar, dengan cepat ia keluar dari dalam lift menuju kamarnya yang berada disebelah kanannya. Kepalanya saat ini sudah lumayan pusing, ada banyak kejadian aneh yang ia alami selama mengenal Jaemin. Dimulai dari tingkah tidak manusiawi Jaemin menghabiskan uang sampai Jaemin mengungkapkan perasaannya pada Jeha. Kalau kalian diposisi Jeha, kalian wajar bereaksi seperti Jeha.

Jeha akui kalau Jaemin itu tampan, paket komplit kalau kata orang-orang. Namun sayang sekali, ia sama sekali tidak ada ketertarikan pada paket itu. Padahal selama ini Jeha menginginkan seorang laki-laki sempurna, tapi saat ia menemukan pria yang tepat, ia malah menolaknya mentah-mentah tanpa berpikir panjang.


CEKLEK


Suara pintu kamar yang ia buka terdengar begitu nyaring di lorong hotel ini, langsung saja dia masuk lalu menutupnya. Untuk sekarang lebih baik dia mandi, agar tubuh dan pikirannya terasa lebih segar dibanding sebelumnya. Begitu Jeha hendak menaruh handphonenya diatas kasur, tiba-tiba ia melihat ke layar tersebut dan menampilkan pop-up pesan dari Jaemin.

Awalnya Jeha tidak ingin memperdulikannya, namun rasa penasaran didalam dirinya jauh lebih besar dibanding rasa cueknya. Sangat terpaksa Jeha mengambil kembali handphonenya lalu membuka pesan dari Jaemin.


Na Jaemin : Crazy Rich Jaemin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang