Chapter 16

1K 134 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Seminggu telah dihabiskan oleh Jeha di Singapore, bukan hanya dia seorang, ada Jaemin dan yang lainnya ikut merasakan capek luar biasa setelah liburan mendadak itu. Tenaga Jeha seakan terkuras habis hingga tak sanggup lagi untuk masuk sekolah hari ini, ingin sekali ia absen saja, namun ia tiba-tiba tersadarkan jika sebentar lagi ujian kelulusan akan dilaksanakan. Mau jadi apa Jeha kalau dia absen lagi? Bisa-bisa dia mendapat omelan dari pihak sekolah.

Kalau Jaemin tidak masuk atau masuk tetap saja sama, dia tidak diperdulikan. Toh, masih nama Jaemin dibawah nama sekolah. Otomatis seluruh staff sekolah patuh dan menghormati Jaemin, walaupun memang Jaemin tidak pernah membuat onar, justru malah kebalikannya, dia sangat berprestasi di sekolah dan tentu membuat kedua orangtuanya bangga. Bukan hanya kaya raya, Jaemin pintar dalam segala hal.


"Jeha," Sang pemilik nama langsung berbalik begitu mendengar suara cempreng dari Nancy mengintrupsi gendang telinganya, kemudian ia menyunggingkan sebuah senyuman ramah untuk menyambut temannya itu. Hubungannya dengan Nancy belum terlalu dekat dan bisa disebut sahabat, mereka baru berteman, butuh waktu yang agak lama bagi Jeha untuk mendeklarasikan Nancy sebagai sahabat.


Lebay? Tak masalah. Anggap saja jika Jeha terlalu memilih dalam berteman, itupun andai Nancy tidak lebih dulu mendekat ke Jeha, mungkin mereka tidak akan saling menyapa. Karena begitu Jeha menginjakkan kaki di sekolah ini, yang ia pikirkan hanyalah kelulusan dan tak ingin bergaul dengan siapapun. Namun segalanya musnah, ada Jaemin yang menghancurkan rencananya.


"Kirain lo enggak masuk sekolah," ucap Nancy begitu ia berhenti tepat dihadapan Jeha.

"Maunya sih gitu, tapi kalau enggak masuk makin banyak absen dong," balas Jeha.


Nancy mengangguk setuju atas ucapan Jeha barusan. Ya, meskipun Nancy orangnya terlalu santai dalam urusan pendidikan. Tapi, percayalah kalau dia pun termasuk siswi yang rajin ke sekolah, mengerjakan tugas tepat waktu, memperhatikan pelajaran walau ia tidak terlalu mengerti atas penjelasan guru.


"Mau ke kelas?" tanya Nancy.

"Iya, emang mau kemana lagi kalau bukan ke kelas?" balas Jeha.


Bukannya menjawab pertanyaan Jeha, justru Nancy malah menarik pergelangan tangan Jeha menuju parkiran sekolah hingga membuat sang korban bingung atas perlakuan tersebut. Suasana masih lumayan sunyi nan sepi, cuma ada beberapa motor yang terparkir disana, bahkan suara daun yang jatuh dapat terdengar saking sepinya.


"Kenapa kesini?" tanya Jeha.

"Tunggu Jaemin," jawab Nancy.

"Lah? Harus banget? Kek Presiden aja," gumam Jeha.

"Kalau bagi penghuni sekolah, dia lebih penting dari Presiden, Je." balas Nancy.


Ya, Jeha hampir lupa bagaimana takhta Jaemin yang begitu hebat. Awal mengenal Jaemin, Jeha sampai tidak percaya kalau Jaemin segila itu dalam urusan uang, uang dan uang. Lalu, setelah ia mendengar cerita dari orang-orang tentang Jaemin, barulah dia menyesuaikan diri, lebih tepatnya memaklumi perlakuan random Jaemin.

Na Jaemin : Crazy Rich Jaemin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang