***
DUA TAHUN KEMUDIAN.
BANDAR UDARA INTERNATIONAL ISTANBUL ATATURK, TURKI.
Kaki jenjang Jaemin menuruni anak tangga menuju mobil yang telah menunggunya kurang lebih tiga jam sebelum kedatangannya. Di area landasan pesawat, ada banyak pengawal yang telah menyambutnya dan memberikan sebuah kehormatan pada pewaris keluarga Na. Siapa lagi kalau bukan Jaemin orangnya.
Dua tahun terakhir ini, Jaemin disibukkan dengan kegiatan kampus dan juga mengurus berbagai cabang perusahaan miliknya, hampir tiap malam Jaemin menggila diakibatkan laporan yang terus masuk dari Suho. Meski ada Suho yang mengurusnya, tapi tetap saja Jaemin harus turun tangan. Kalau bukan persetujuan Jaemin, Suho tidak akan melakukannya.
Sekarang, Jaemin mengunjungi Turki karena sebulan lalu ia menandatangani berkas ingin membuka cabang di negara ini. Ya, namanya juga ingin memperluas jangkauan Najaem. Ia mesti memeriksa segala hal yang diperlukan selama masa pembangunan gedung, itu berarti kuliah Jaemin harus tertunda untuk kesekian kalinya. Padahal Jaemin ada niat ingin mempercepat kelulusannya, tapi sepertinya itu hanya angan-angannya semata.
"Jaemin!" Sang pemilik nama auto berbalik saat mendengar suara berat Suho mengintrupsi gendang telinganya, otomatis senyum Jaemin terbit dan berlari kearah sang Sekretaris, memeluknya dengan erat untuk menyalurkan rasa rindunya.
Jaemin dan Suho itu sudah seperti saudara kandung sendiri, apapun yang Jaemin butuhkan pasti Suho dengan senang hati membantunya dan mengomeli Jaemin jika membuat kesalahan. Inilah salah satu alasan mengapa Ayah Jaemin tidak akan memecat Suho, karena hanya Suho yang mampu menjinakkan Jaemin.
"Apa kabar?" tanya Suho setelah ia melepas pelukan Jaemin.
"Seperti yang lo lihat, gue baik-baik aja," jawab Jaemin.
Suho menganggukkan kepalanya pertanda bahwa ia paham. Mereka pun berjalan beriringan ke arah mobil yang telah menunggu sedaritadi. Suho tiba lebih dulu dari Jaemin karena memang itu sudah tugasnya, menyabut pimpinannya sendiri meski Jaemin jauh lebih muda darinya.
"Gimana kuliah lo?" tanya Suho.
Bukannya menjawab pertanyaan tersebut, justru Jaemin malah tertawa kecil sembari memasang sabuk pengaman di tubuhnya. Perjalanan menuju hotel kali ini akan memakan waktu lumayan lama, sekitar satu jam lebih. Jadi, alangkah baiknya kalau Jaemin menggunakan kesempatan ini untuk tidur.
"Biasa aja, meski gue hampir gila karena tugas," balas Jaemin.
"Ya, namanya juga belajar jadi sukses," ucap Suho.
"Mau sukses gimana lagi anjir? Mata lo buta atau gimana? Itu harta gue kasat mata?" gerutu Jaemin lalu melepas kacamata hitamnya agar pandangannya tidak terganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Na Jaemin : Crazy Rich Jaemin [Completed]
Fiksi PenggemarJaemin, sosok pria yang hidupnya dikelilingi oleh kemewahan dan juga harta. Kedua orangtuanya adalah pengusaha sukses, sedangkan Jaemin sendiri adalah satu-satunya pewaris didalam keluarganya yang otomatis semua harta milik orangtuanya jatuh di tang...