Chapter 11

1.3K 155 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


"Lo bawa berapa koper deh, Jaem? Banyak banget perasaan," gerutu Haechan.

"Cuma empat." balas Jaemin lalu menutup kopernya.


Malam ini, Jaemin and the gang berkumpul di istana keluarga Na. Bukan tanpa sebab mereka berkumpul, itu dikarenakan besok siang mereka sudah berangkat ke Singapore untuk berlibur selama seminggu. Bisa saja Jaemin berkunjung ke negara yang jauh dari kawasan ASIA, tapi berhubung Daniel sang sepupu berada di sana, mau tidak mau Jaemin menyusulnya.


"Oh iya, Jisung abis beli penthouse," kata Renjun sembari menjatuhkan tubuhnya diatas kasur Jaemin, kalau kata Mark, kasurnya Jaemin itu ada serbuk berliannya makanya jadi nyaman.

"Harganya berapa?" tanya Haechan.

"Lima miliar aja kok," jawab Jisung singkat, padat dan jelas.

"It's a fucking penthouse." timpal Mark.

"Korban Layangan Putus," ejek Chenle.

"Wajar, baru nonton drama." kata Haechan.


Jaemin tak heran lagi dengan tingkah teman-temannya ini, pembahasannya kemana-mana. Kadang membahas A, tapi malah ke B dan ke C. Untung saja Jaemin adalah orang yang menyediakan kesabaran dalam jumlah banyak, jika tidak? Bayangkan tiap harinya Jaemin emosi akibat teman-temannya itu.


"By the way, gue team Kinan," ucap Renjun.

"Gue juga," ucap Mark.

"Emang ada team Lydia?" tanya Haechan.

"Orang gila yang jadi team pelakor." ucap Jisung penuh emosi.

"What is pelakor?" tanya Mark.

"Perebut laki orang." jawab Haechan.

"Siapa?" tanya Mark, lagi.

Mendengar pertanyaan tersebut, Haechan mengernyitkan dahinya, menyimpan handphonenya diatas sofa lalu menatap Mark dengan serius. "Siapa apa maksud lo?" balas Haechan.

"Perebut laki orang, siapa?" ulang Mark.

"Lydia anjir. Lo tadi tanya pelakor itu apa. Ya, itu perebut laki orang kepanjangannya." jelas Haechan disertai ekspresi wajah kesalnya.


Sedangkan Mark sebagai pihak penerima jawaban malah ber-oh ria disertai wajah tak berdosanya. Berhadapan dengan Mark harus bersabar, Mark itu banyak tanya dan banyak ingin tahu. Tapi, dibalik jutaan pertanyaannya tiap hari, ada jutaan emosi yang terpendam didalam hati teman-temannya.

Renjun yang sudah mulai merasakan aura berbeda, pembahasan yang sudah melenceng kearah lain, langsung berdiri dari posisi tidurnya dan berjalan kearah Jisung yang sibuk bermain game. Kapan lagi menikmati waktu bersantai di rumah ahli waris keluarga Na?


Na Jaemin : Crazy Rich Jaemin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang