Chapter 15

1.2K 140 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Jeha menatap takjub dengan pemandangan yang terpampang begitu indah dihadapannya, angin malam yang berhembus berhasil membuat anak rambutnya sedikit berantakan, namun tidak mengurangi nilai kecantikan Jeha. Malam ini, Jeha diajak dinner oleh Jaemin disebuah tempat ternama yang tidak pernah dikunjungi Jeha jikalau berkunjung ke Singapore, karena Jaehyun yang melarangnya. Tower Club Singapore, nama tempat tersebut sudah tidak asing lagi bagi orang-orang. Harga makanannya saja setara dengan biaya kehidupan Jeha selama dua bulan, yaitu sekitar tiga puluh juta.

Tangan kanan Jeha memegang gelas burgundy yang biasanya diisi oleh wine, berhubung Jeha masih dibawah umur, maka isinya adalah cola. Bagi Jeha tidak masalah, selama dia bisa minum dan menyejukkan tenggorokannya yang sedikit kekeringan. Ya, walaupun harga cola itu sedikit tidak manusiawi.


"Mau duduk diluar aja?" Fokus Jeha auto buyar dan kemudian berbalik menatap Jaemin yang tiba-tiba muncul, tangan kanan pria itu pun menggenggam gelas yang sama dengan Jeha. Bedanya, Jaemin meminum sprite bukan cola.

"Boleh? Pemandangan disini bagus," balas Jeha.

"Boleh, kata siapa enggak?" ujar Jaemin.


Keduanya memilih duduk dan menunggu makan malam yang mereka pesan, mata bulat Jeha terus memandangi indahnya lampu-lampu jalanan. Semuanya terlihat sangat kecil begitu ia tiba di Tower ini, sangat menakjubkan hingga membuat Jeha ingin menjadikannya tempat favoritenya sekarang. Terlebih, dia berduaan dengan Jaemin. Si ahli waris keluarga Na.


"Kok kita bisa masuk kesini? Bukannya dibawah dua puluh tahun dilarang, ya?" tanya Jeha.


Jaemin terdiam beberapa detik sebelum menjawab pertanyaan tersebut, matanya fokus pada handphonenya, mengecek sesuatu. Apalagi kalau bukan hasil kerja Suho, sekarang adalah akhir bulan, ia harus tahu perkembangan perusahaan serta para karyawannya sendiri di kantor. Walaupun Jaemin memang kerjanya menghabiskan uang saja, tapi itu semua sepadan dengan kerja kerasnya yang rela tidak tidur demi mengurus perusahaannya sendiri.


"Enggak ada yang enggak bisa dalam kamus gue, selama ada uang, semua aman." balas Jaemin.


Ya, Jeha akui kekuatan yang namanya uang itu sangat menakjubkan. Tapi, apa mungkin Jaemin tidak punya alasan lain? Contohnya, pengelola tower ini adalah sahabat terdekat keluarga Na. Karena, siapa yang tidak kenal Jaemin didunia bisnis? Jaemin sangat terkenal akan kekayaannya, bahkan Jaehyun sendiri tidak menyangka kalau Jeha bisa dekat dengan Jaemin.

Setelahnya hening, keduanya sama-sama diam, bingung harus membahas apalagi. Dalam hati Jeha bergumam, apa mungkin kehidupan Jaemin begitu-begitu saja? Hanya berputar di harta, harta dan harta? Kalau memang begitu benarnya, Jeha merasa kasihan, Jaemin tidak pernah merasakan indahnya masa muda yang terkesan biasa saja, lebih tepatnya jauh dari kekayaan. Bahkan sejak mereka tiba di tower ini dan memesan apa yang mereka inginkan, Jaemin langsung sibuk terhadap handphonenya. Ya, wajar kalau dia sibuk, Jaemin adalah pewaris.

Na Jaemin : Crazy Rich Jaemin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang