-43

1.6K 158 1
                                    

"Gue? Sama lo? "

"Iya, lo sama gue"

"Serius? "

"Gue ga suka boong"

"Untuk apa? "

"just want to be the perfect man for you" Ucap Vano pelan

"Hah? Gimana gimana? "

"Tangan gue jangan di anggurin, cantik" Ucap Vano meraih tangan Gisha lalu menyatukan dengan tangannya, menggenggam erat agar Gisha tidak bisa melepasnya. Lalu ia mengajak Gisha ke kantin menyusul Jack dan Nana bersama Rexa dan Jjov yang sedari tadi memperhatikan mereka.

"No, lepasin tangan gue. Ga enak di liatin sama anak lain" Ucap Gisha gelisah

"Ga perlu ga enak, gue yang genggam tangan lo dan tangan lo yang gue genggam. Mereka hanya menjadi penonton apa yang kita lakukan. Mereka cuma liatin kita, lo ga akan dimakan, tenang " Ucap Vano lembut

Jauhkan gue dari spek manusia begini dong

"Widih, Ano!!!! Another girl in another way ya, No. Udah gandengan aja " Ucap Jack sedikit teriak

"Jay, jangan teriak" Ucap Nana

"Kalian dari tadi bicarain apa sih? " Tanya Jjov bingung

"Ga usah dipikirin, mereka nglantur" Bisik Rexa sedikit serak, dan mencium bahu Jjov

Ntahlah apa yang ia pikirkan, ia hanya ingin mencium gadisnya ini

"Mon maaf, monyet gue kemana? " Tanya Jack

"Monyet lo? Liam" Tanya Gisha

"Iyalah, siapa lagi"

"Tadi pengen ke kelas Wilona sih, tapi ga ta- eh tuh anaknya" Ucap Gisha menunjuk Liam yang baru datang

"Lama! " Dingin Rexa

"Tau, lo. Ditungguin juga" Ucap Jack lalu meminum jus yang tadi ia beli

"Jay, pengen punya lo" Pinta Nana

"Ney, minuman kita sama"

"Pengen aja punya lo"

"Yaudah" Ucap Jack lalu memberikan minuman miliknya pada gadis yang sudah ia klaim sebagai gadisnya dari 3 tahun lalu, walaupun belum ada kepastian dalam hubungan mereka sih

"Sini" Suruh Liam pada Wilona

Rexa dan yang lain dapat melihat rasa canggung yang dirasakan oleh Wilona

Wilona merasa sangat canggung berhadapan dengan siswa dan siswi yang sangat terkenal disekolah, terutama 2 es batu sekolah itu

"Cantik banget lo, Wil" Puji Jack

"Jay! "

"Ampun, Ney. Bercanda ya ampun"

"Duduk, Wil" Suruh Gisha

"I-iya kak" Ucap Wilona gugup lalu duduk tepat disebelah Liam

Rexa tanpa sadar menatap sebentar perempuan yang Liam gandeng tadi lalu kembali menatap benda pipih yang sedari tadi ia pegang

"Ga usah liat liat! "

"Maaf princess, just want to know how pretty is she. Ternyata lebih cantik istri aku" Bisik Rexa lagi lagi mencium bahu Jjov

"Apaan sih bisik bisik, buat gue kepo deh" Ucap Liam

"Xa, jangan di tatap gitu dong. Pingsan bahaya nih" Ucap Liam, Rexa hanya sekedar melirik Liam tanpa niat menjawab dan menanggapi perkataan Liam itu

"Ngapain? " Tanya Jjov

Rexa menunjukkan handphone nya yang sedang menyala, di layar menunjukkan bahwa ia sedang bertukar pesan dengan seorang laki-laki dengan nama 'Radenjing'

"Siapa? "

"Kaden"

"Kak kaden, kenapa Xa? " Tanya Nana

Rexa tersenyum tipis melihat Nana, ia mengusap usap kepala Nana
"Ga papa, Na. Lagi ngomongin masalah pernikahan dia, masalah debat kemarin, sama rencana gue" Ucap Rexa lembut

"Rencana apa? " Tanya Jjov

"Tunggu ya, ga lama lagi kamu tau" Bisik Rexa

Setelah Rexa mengatakan itu, handphone nya berbunyi, menandakan adanya telfon masuk, dengan nama Redenjing

"Siapa? " Tanya Vano

"Kaden" Jawab Rexa dingin

"I'm sorry, babe. I have to go. Kamu duluan ke kelas, jangan tunggu aku disini atau dimanapun. Ini kayaknya bakal lama, kalau jam pulang aku belum muncul, jangan di cari ya. Kamu ke rumah Jack aja, ada Nana yang bakal temenin kamu. Love you baby" Bisik Rexa mengelus puncak kepala Jjov mencium leher, bahu, dan tengkuk Jjov juga puncak kepala Jjov
Ia pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun pada temannya dan pergi ntah kemana

"Bilang apa dia? " Tanya Liam

"Kepo deh" Ucap Gisha

"Ga boleh tau wlee, it's privacy. " Jawab Jjov menjulurkan lidahnya

"You're so cute, Jjov. " Gumam Liam

"Hust, jangan sampe leher lo patah digebukin sama Rexa" Balas Vano yang mendengar Liam ber gumam

REXA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang