-45

1.5K 137 0
                                    

Rexa berjalan mengelilingi kota itu sampai akhirnya terbesit di otaknya satu tempat

Kantor Tama

Ia akan pergi ke rooftop kantor milik Tama dan menenangkan pikiran nya disana

Ia memutar motornya dan pergi ke tempat yang ia tuju berniat menenangkan pikiran nya

"Nona Rexa, mau ketemu bapak? " Tanya satpam yang memang sudah kenal lama dengan Rexa

"Rooftop" Jawab Rexa dingin tanpa menatap orang itu, ia langsung berjalan melewati orang-orang yang menatapnya kagum, ada yang menyapa nya, dan tersenyum

Rexa mengacuhkan itu semua dan pergi ke lift khusus untuk Tama yang bisa di akses oleh Rexa, ntah bagaimana

Ia di lift hanya melamun, memikirkan kesalahan besar yang sudah ia perbuat ini, sampai akhirnya

Ting...

Bunyi lift dan pintu lift yang terbuka membuyarkan lamunan nya, ia segera keluar dari lift dan menaiki tangga untuk menuju ke rooftop, Rexa membuka pintu dan keluar dari ruangan itu, Rexa segera berjalan menuju tampat yang biasa ia gunakan untuk menenangkan pikiran atau hanya sekedar butuh waktu sendiri

Tempat yang sedikit tersembunyi, susah untuk ditemukan dan tidak banyak orang yang tau tempat itu, atau mungkin hanya Rexa dan Tama saja yang tau

Rexa disana kembali melamun, menatap langit yang terang berwarna biru, menyadarkan kepalanya di tembok dan terus menerus memikirkan ucapan Kadendra yang membuat pikirannya cukup terbebani

"Sebodoh itu gue"

Cukup lama Rexa bengong disana, dia hanya menatap langit yang masih terang karena memang masih jam 3, ada yang membuyarkan lamunan nya, pintu rooftop yang terbuka.

Ia tidak melihat orang yang membuka pintu itu, tapi tiba-tiba muncul seorang laki-laki tampan bertubuh tinggi yang berjalan menghampiri nya

"Baby"

"Your coffee? " Ucap Tama menyodorkan segelas coffee yang ia bawa

Rexa menatap sang papa dengan tatapan dingin dan mengambil coffee itu tanpa mengucapkan apapun

Tama menghela nafas pelan lalu duduk disebelah anak kesayangan nya

"Handphone nya dimatiin ya? " Rexa hanya menganggukan kepala nya sekali sebagai jawaban

"Tadi waktu meeting, papa di telfon terus sama Dendra, sampai lebih dari sepuluh kali. Akhirnya papa minta waktu sebentar untuk angkat telfon dari Dendra. Dai bilang kamu ga bisa di telfon, kamu di chat juga ga dibales, dia telfon Nana katanya kamu ga disekolah, dia telfon temen kamu juga ga ada yang tau, dia telfon ka Selly kamu ga dirumah, istri kamu coba telfon menager kamu satu persatu dari distro maupun resto kamu, katanya ga ada yang tau. Papa check your last credit card transaction cuma bulan lalu doang keluar satu miliar" Rexa diam

"Papa telfon mas Gio dia ga tau, papa telfon mas Dito katanya kamu langsung pergi gitu aja. Papa telfon supir dirumah satu persatu ga ada yang tau juga. Papa coba liat keberadaan kamu, eh handphone kamu mati. Papa tanya guru, kepsek, satpam juga ga tau. Rumah, sekolah, hotel, distro, resto, butik, toko, semua ga ada hasilnya waktu papa suruh bawahan papa. "Rexa benar benar hanya diam seperti patung dengan wajah datar dan tatapan dingin menatap langit yang mulai berubah warna, tanpa bicara, bergerak, dan tanpa meminum kopi nya

" Dan akhirnya papa selesai meeting, Thalia kasih tau papa, katanya kamu disini. Papa lega, tenang, dan ga terlalu khawatir lagi. Papa udah ga tau lagi tadi kalau Thalia ga kasih tau papa. "

"Papa ga tau masalah kamu sama Dendra apa, but selesaikan dulu, jangan ngilang gini, sayang. Dendra dan yang lain bahkan Xav juga sibuk nyariin kamu, padahal jelas dia lagi di Lombok kan" Rexa tetap diam tidak berkutik

Tama tau, jika anaknya itu menghilang, pasti masalahnya selalu dengan Dendra, dan ia harus sabar jika ngobrol dengan Rexa saat mood Rexa begini.

Tama tarik tangan Rexa lembut, dia peluk anaknya itu sambil terus elus kepala anaknya

"Rexa" Ucap Tama, Rexa yang mendengar itu mengalihkan pandangan menatap Tama dengan wajah datar

"Minum kopi nya" Rexa menuruti perkataan Tama

"Speak" Suruh Tama

"Maaf" Dingin Rexa

"Say it again"

"Maaf" Ucap Rexa mengulangi ucapan nya dengan nada yang sama

"Masalah kalian apa? " Rexa menggeleng

"Jelasin, baby" Rexa memingum kopi nya hingga tandas tanpa bersisa, ia melepas pelukannya dan berdiri

"I have to go, tunggu aku pulang, dan masalah pasti selesai" Ucap Rexa dingin lalu mencium pipi Tama

Sebelum Rexa masuk kedalam ruangan, Rexa menyempatkan untuk membalikkan badannya menatap Tama yang menatap ia dengan tatapan sendu

"I love you" Ucap Rexa tak bersuara, Tama tersenyum hangat dan menganggukkan kepala nya lalu berkata

"More, baby"

Rexa masuk membuka pintunya lalu masuk kedalam ruangan itu, menuruni tangga dan kembali masuk kedalam lift

Rexa pergi meninggalkan kantor Tama dan berniat pergi ke resto nya yang berjarak sangat jauh dari rumah, kantor Tama, dan sekolahnya

Ia ingin istirahat.

REXA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang