58 - Heartbeats

140 18 5
                                    










Happy Reading







••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••






Park Seojoon begitu menikmati aroma tubuh Jiwon yang membuat dirinya tidak bisa lepas dari kegiatannya, bibirnya terus menerus mencium leher Jiwon hingga tidak terhitung sudah berapa menit ia melakukannya. Sementara itu si gadis yang berada dibawah Seojoon masih tidak berkutik, bukan berarti ia menikmati hal ini hanya saja ia merasa lebih tidak dapat berbuat apa-apa.

"O-oppa? Bi-bisakah kita menghentikan ini?" Kembali Jiwon berbicara, kali ini dengan tone suara yang agak lebih besar dari sebelumnya.

Bukannya menghentikan aksinya, Seojoon justru semakin menenggelamkan kepalanya pada pundak Jiwon dan kembali menciumi leher jenjangnya, bahkan kini Jiwon telah merasakan sesuatu yang hangat dan basah menyentuh lehernya.

Oh tampaknya Seojoon semakin berani dengan mengeluarkan lidahnya, dan mengecap titik-titik tempat yang dirasanya menjadi tempat favoritnya. Hal itu juga membuat Jiwon sedikit mengeluarkan suara desahannya karena Seojoon membuatnya merasa geli yang tidak pernah dirasakannya seumur hidupnya.

Gadis itu tidak bisa berbuat banyak, tangannya yang berusaha menjauhkan Seojoon diatas tubuhnya lagi-lagi tidak berenergi, dirinya lemas. Baru kali ini ia melihat secara langsung bagaimana seorang pria berubah menjadi 'tidak terkendali'.

Tubuh Jiwon semakin menegang saat ia merasakan sesuatu yang menyentuh kulit di area perutnya. Jantungnya semakin berdegup kencang saat ia tahu itu adalah sebuah tangan, telapak tangan dingin Seojoon kini mulai masuk ke dalam sela-sela bawah baju kaus milik Jiwon. Hal itu membuat kausnya tersingkap dan menampakkan perut putih Jiwon yang sudah terbuka.

  "O-oppa?!!"

Suara Jiwon tertahan seperti sebuah rintihan, Seojoon yang mendengarnya langsung menghentikan aksinya saat itu juga. Dengan cepat Seojoon beranjak turun dari atas tubuh Jiwon, ia mengumpati dirinya yang baru saja sudah sangat melewati batas. Lelaki itu memilih untuk duduk di pinggiran ranjang, ia melihat kebawah, dirinya tahu ia membuat kesalahan lagi.

"J-Jiwon-ah, mianhae. Sepertinya aku membuatmu takut. Tadi aku memang berlebihan, ini salahku, maafkan aku."

Jiwon yang masih berbaring kemudian langsung saja menutup area perutnya yang terbuka, lalu mengambil posisi duduk agar bisa menatap wajah Seojoon di hadapannya. Tubuhnya masih gemetar karena ini pertama kalinya ia melihat kekasihnya menjadi 'liar' seperti itu.

Tapi daripada semua itu, ada hal yang membuat Jiwon berfikir keras.

"Oppa, kau berhenti karena aku melarangmu?" Tanya Jiwon sangat hati-hati juga penasaran.

Seojoon menatap wajah Jiwon yang terlihat pucat, mata cantik itu sudah berair, seperti hendak menangis. Dilihatnya leher Jiwon yang sedikit kemerahan akibat bekas kissmark yang diberikannya. Seojoon merasa bersalah, tidak seharusnya ia berbuat seperti tadi kepada kekasihnya.

Ya, tampaknya malam ini dia benar-benar sudah tidak waras.

Lelaki itu menampakkan senyum lembutnya, entah kenapa disaat seperti ini pria itu justru tersenyum. Membuat kebingungan Jiwon menjadi berlipat ganda. Satu tangan pria itu terulur merapikan rambut Jiwon yang berantakan dengan jari-jarinya lalu berkata pelan,

"Kau melarangku atau tidak, aku akan berhenti sampai disitu."

Seketika jantung Jiwon berdegup kencang begitu kekasihnya berkata hal tersebut. Sangat mengharukan saat seorang lelaki bisa mengucapkan hal manis kepada gadis yang dicintainya. Sungguh, itu kalimat termanis yang pernah diucapkan Seojoon untuknya seumur hidup Jiwon mengenalnya.

Can I See You Again? (Park Seojoon X Kim Jiwon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang