harapan dan mimpi

46 1 0
                                    

padahal saya tahu apa yang harus saya lakukan. saya juga tahu langkah seperti apa yang harus saya jalani. tapi kenapa saya terkesan tak punya arah?

apa karena saya belum yakin pada apa yang saya pilih?

sejujurnya saya tahu apa yang saya rasakan.seperti membohongi diri sendiri, memalingkan wajah dan berbicara bahwa saya baik-baik saja. merasa heran pada buliran bening yang mengalir dari indera penglihatan padahal saya tahu ada bagian yang sakit.

sejujurnya saya hanya tahu kalau pada akhirnya saya tidak bisa marah pada siapapun. percuma ada dendam.

saya tahu kalau semuanya juga sedang berjuang dan tidak ada jalan yang mudah.

mungkin saya hanya kecewa.
kecewa karena pada pilihan yang memang tidak ada yang mudah ini, saya tidak berani untuk berharap lebih.

mungkin juga saya iri.
iri melihat mereka yang mempunyai mimpi yang tinggi dan harapan yang besar.

saya ingin bertanya apa saya boleh berharap.
tapi saya tahu akan jadi egois akhirnya bila saya juga mau berharap lebih.

saya ingin kecewa pada diri saya yang pengecut ini.
namun jelas-jelas saya yang paling tahu seberapa kerasnya saya berusaha. jika saya menaruh kecewa pada diri saya sendiri, bukankah itu keterlaluan?

lalu terpikir pada saya untuk menaruh kecewa pada orang lain.
tetapi pada akhirnya juga, saya tahu yang saya lakukan hanyalah mencari pelampiasan.

atau saya terpikir bisa menyalahi takdir.
namun sepertinya itu juga tidak pantas mengingat takdir belum mengatakan apa-apa hingga membuat saya merasa pikiran saya sendirilah yang membuat saya sedemikian hancurnya.

terkadang saya juga bertanya, sejauh mana saya sudah melangkah. apakah saya sudah hampir sampai pada akhir perjuangan ini?

saya dengar akhir cerita selalunya bahagia. apakah saya berhak berharap bahwa di akhir perjalanan saya dan kisah hidup saya ini juga ada kebahagiaan?

luar biasa sekali isi kepala saya ini. semua hal terpikirkan sampai menghancurkan diri saya sendiri.

monologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang