penguji diri

37 1 0
                                    

mari kita lihat sejauh mana kita mampu bertahan.

seringkali ada beberapa hal yang ingin kita punya sekaligus. seringkali ada hal yang ingin kita lakukan secara bersamaan sedangkan jiwa dan raga ini hanyalah satu dan tak mampu untuk dibelah dua. dialihkan untuk dua hal yang sulit untuk disatukan.

namun meskipun ketidakmungkinan itu kecil, kita akan mencoba bertahan. entah sebentar, ataupun lama. entah karena egois ataupun karena keduanya sama-sama penting.

kita adalah penguji untuk diri kita sendiri. bila bicara soal kejam, maka kitalah yang paling kejam menekan diri dan memaksakan apa yang ingin kita punya dan kita lakukan. semua itu untuk menguji seberapa mampu kita mendapatkan apa yang kita mau, seberapa mampu kita bertahan untuk mencapai titik tertentu. juga untuk menentukan apakah yang kita inginkan mampu untuk kita dapatkan.

meski sulit, rasanya bila diri ini berambisi semua akan dilakukan. meski menderita, bila diri ini egois, semua akan dipaksakan. semua itu hanya untuk mendapatkan apa yang kita mau.

namun pernahkah kamu berpikir, apa yang terjadi bila kamu melepas ambisi dan keegoisan dirimu itu?

kemungkinan terburuk adalah kamu tidak mampu mendapatkan apa yang kamu inginkan.

tetapi dibalik itu semua, tentunya ada kemungkinan kedua. kemungkinan bahwa kita punya peluang hal baik untuk terjadi bila kita melepas ambisi yang memaksakan diri itu hanya karena ingin.

kita bebas. kita menjadi bebas dari jeratan keinginan yang meronta-ronta meminta untuk berjalan cepat menggapainya. kita mampu bernapas, melepas semua sesak yang tertahan dalam hati.

kita bisa berjalan mencapai satu tujuan dengan hati lapang tanpa terpikir untuk meraih dua jalan sekaligus. kita bisa melihat diri kita yang berjalan santai menikmati kehidupan.

kita hanya terus berjalan. terus menerus.

dan menguji diri kita sendiri lagi, tentang seberapa mampu kita untuk kokoh pada pilihan yang kita pilih. seberapa siapnya kita melihat orang lain berlari cepat sedangkan kita berjalan santai.

pertanyaannya,
mengapa kita tak pernah berbaik hati pada diri kita sendiri?

lalu bagaimana caranya berbaik hati namun tetap mencapai tujuan tanpa tertinggal sedangkan pandangan kita menjadi baik adalah menjadi baik-baik saja dalam dan luar diri.

sedangkan menjadi jahat adalah bekerja keras mengejar mimpi dan keinginan dengan ambisi.

jadi diri kita yang mana yang jahat?
kita yang paling memahami diri kita sendiri.

monologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang