monolog

menyerah berarti kalah

kali ini, kamu harus bertahan.

berhari-hari kamu selalu berada dalam angan-angan yang tak berujung, kekhawatiran yang selalu menghampiri, rasa sedih yang tidak bisa diungkapkan.

setidaknya hargailah sesuatu yang selalu kamu angan-angan itu ketika ia telah tercapai. meski pada kenyataannya tidak seindah yang kamu harapkan, selalu ingat seberapa menyakitkannya penantianmu selama ini.

seberapa menyiksanya hari-hari dimana kamu hanya bisa menunggu dan menanti bersama kekhawatiran serta harapan yang tidak punya kepastian.

karena bila kamu menyerah, maka kamu kalah.

kalah terhadap dirimu sendiri dan buta pada rasa sakit yang selama ini memenuhi angan-angan.

kalah pada apa yang telah kamu capai di saat hal itulah yang kamu inginkan sejak dulu. sebelum pada akhirnya kamu menyadari bahwa angan-angan milikmu hanyalah hayalan keindahan belaka.

ketika kamu hendak menyerah, aku harap kamu lebih dulu bertanya pada dirimu sendiri dengan sejujurnya.

siapa yang menginginkan ini semua?

siapa yang berangan-angan dan bersumpah akan hidup lebih baik kedepannya bila diberikan kesempatan?

meski kamu tidak benar-benar menyumpahi hidupmu, tetapi bukankah kamu sudah bertekad untuk menerima semuanya dan menjalaninya dengan benar?

aku harap kali ini kamu yang mengatakan akan berusaha keras meski tertatih-tatih, terluka, bahkan tersiksa pada apa yang kamu jalani, adalah ucapan yang serius.

karena bila kamu mengingkarinya, maka harus berapa kali lagi kamu mengulang hal yang sama dengan berharap, berangan-angan, lalu kemudian kecewa pada kenyataannya.

hidup ini akan berjalan sama bila kamu selalu berandai-andai semua akan selalu indah.

sebab rasa sakit juga bagian dari hidup yang harus diterima. bila kamu menolaknya, maka kamu yang akan kecewa dan menyerah.

lalu di saat kamu menyerah,
itu artinya kamu telah kalah.