4.

54.8K 5.8K 153
                                    

"Mommy" Jaemin terbangun ketika tubuhnya merasakan sebuah guncangan.

Matanya mengerjap ngerjap mencari kesadarannya. Ruangan asing yang ia lihat ketika membuka mata.

"Mommy"

Cup.

Pipi chubby Jaemin dikecup.

"Jisung?" Jaemin membenarkan posisi tidurnya dan bangkit untuk duduk.

"Selamat pagi mommy.. Jisung bawain roti dan susu untuk mommy" Jisung membalikkan badannya dan mengambil nampan berisi sebuah tempat minum dan sepiring roti.

"Ini buat mommy." Jisung menyerahkan sepiring roti tersebut.

"Ini susunya. Kata grandma ditaruh disini biar tidak tumpah." Kini ia menyerahkan sebuah tempat minum berwarna pink.

"Terimakasih Jisung." Jaemin mengusak rambut sikecil.

"Sama sama mommy" si kecil langsung memeluk Jisung erat. Namun seakan tersadar bahwa ia baru bangun dari mabuk Jaemin agak menghindar.

"Jangan peluk dulu ya Jisung. Kak Na masih bau." Jisung cemberut.

"Mommy..." melasnya.

"Iyaa mommy masih bau Jisung. Nanti ya, peluknya abis mandi aja?" Senyum cerah diwajah Jisung terlihat jelas dimata Jaemin.

Ceklek.

Pintu kamar terbuka. Disana sosok laki laki berbadan tegap tengah berdiri menatap Jaemin dan Jisung.

"Eoh? Sudah bangun rupanya." Ucapnya sambil tersenyum manis lalu ia berjalan mendekati Jaemin dan Jisung.

"Daddy lihat! Jisung bawakan mommy makanan." Ucapnya sambil menunjuk piring yang berada ditangan Jaemin.

"Pintarnya anak daddy." Sahut Jeno bangga. Jaemin melihat interaksi ayah anak ini menghangat. Dulu ia pernah sedekat itu, senyaman itu bersama ayahnya. Namun sekarang tidak lagi.

"Pak jeno" panggil Jaemin pelan.

Jeno menaikkan alisnya.

"Boleh tolong suruh Jisung keluar dulu? Saya bau alkohol." Bisiknya agar tak terdengar Jisung. Bahkan suaranya sangat kecil dan Jeno harus membaca gestur mulutnya.

Jeno mengangguk mengerti. "Jisung sayang. Daddy boleh minta tolong? Tadi daddy belum sarapan, boleh tolong ambilkan di grandma?" Jisung mengangguk semangat.

"Eung tentu." Jisung dengan tergesa turun dari kasur tersebut dan berlari keluar kamar menuju dapur.

Tinggallah Jeno berdua dengan Jaemin.

"Maaf pak, saya datang dengan keadaan buruk. Lagi." Ucap Jaemin merasa bersalah.

Jeno menggeleng. "Tidak apa, saya yang bawa kamu kesini kok."

"Kalo boleh tau siapa yang gantiin baju saya ya pak? Seingat saya, saya menggunakan kemeja putih oversize bukan piyama kelinci?" Tanya nya hati hati.

"Itu bubu yang gantiin." Jaemin makin merasa bersalah.

"Maaf pak, saya merepotkan keluarga bapak." Ucapnya dengan penuh penyesalan.

"Hey, tidak apa. Lagipula kami senang senang saja ada kamu disini. Bubu malah senang merawat kamu, sudah seperti anak sendiri." Jeno berusaha membuat Jaemin untuk merasa tidak bersalah dan mencoba berkata tidak apa apa. Lagi pula keluarganya memang menerima orang kesayangan Jisung ini.

"S-saya.. bau alkohol ya pak?" Tanyanya hati hati.

"Sedikit. Tapi sudah tidak terlalu kecium kok,  lebih baik kamu mandi dan langsung sarapan ya? Bubu juga sudah membuatkan sup." Jeno mengusak rambut Jaemin.

Ours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang