20.

39.7K 4.7K 280
                                    

Ayo comment yang banyak ya^^

Bikin target 100 comment ya? Bisa gak wkwk

Jeno menghentikan mobilnya diperkarangan rumahnya. "Jisung masuk dulu ya? Daddy harus gendong mommy dulu karena masih sakit." Jisung mengangguk patuh.

Tadi sebelum pulang, Jeno menjemput Jisung terlebih dahulu.

Jaemin benar benar tak bergeming. Pandangannya kosong saat dua pasang bola mata milik Jeno dan Jaemin saling bertubrukan.

Jeno kini berada didepan Jaemin ketika hendak menggendongnya keluar mobil. Hati Jeno ikut tercabut melihat tatapan menyedihkan milik Jaemin. Terkesan kosong namun Jeno tau didalamnya banyak kepedihan yang tersimpan.

"Mulai sekarang nana tinggal disini ya? Sama Jisung, bubu dan daddy Jae." Ucap Jeno sembari menyisir pelan rambut Jaemin dengan jari jarinya.

Jeno memperhatikan setiap sudut wajah Jaemin yang tercetak sempurna dan indah. Kulit putih seputih susu, hidung mancung, pipi chubby dan bibir indah berwarna pink cherry.

Jeno harus banyak banyak berterimakasih pada Tuhan karena telah mempertemukan dirinya dengan makhluk indah ciptaannya.

"Hey, kenapa bengong terus hm?" Masih tak ada respon hanya kini Jaemin ikut menatapnya sambil menggigit bibir bawahnya yang kering.

Cup.

Jeno gemas sekali. Ia mencium ujung hidung Jaemin sambil tersenyum. "Maaf, kamu lucu banget soalnya."

Lalu Jeno kembali menggendong Jaemin dan membawanya kekamar.

Didalam kamar Jeno, sudah ada Jisung yang tanpa ganti baju dan melepas tasnya tengah duduk diatas kasur sembari menonton kartun kesukaannya.

Jeno hanya menggeleng heran melihat tingkah putra semata wayangnya.

"Jisung, itu kenapa tas dan jaketnya belum dilepas? Kan daddy sudah bilang sebelum naik ke tempat tidur harus bersih bersih dulu." Oceh Jeno pada anaknya.

"Maaf daddy, tapi anna nya sudah mulai."

"Memangnya mau nanti malam tidur ditemani kuman?" Jisung menggeleng ribut. Ia langsung turun dari kasur dan melepas jaket serta tas yang melekat pada tubuhnya.

"Ditaruh yang benar sayang." Jisung mengangguk patuh.

Si kecil langsung lari kekamar mandi untuk cuci tangan dan cuci kaki.

Beginilah kehidupan asli Jeno sehari hari. Berperan sebagai ayah yang baik serta menjadi ibu? Jeno hanya tidak mau nanti anak nya berlaku kurang enak dan di cap karena tidak punya ibu yang mendidiknya.

Setelah memberikan arahan pada Jisung, Jeno lekas menaruh Jaemin diatas kasur nya. Jeno menaruh Jaemin ditengah tengah agar si manis tidak rawan terjatuh.

Ia membantu Jaemin membuka jaketnya dan membersihkan celananya yang sedikit kotor.

Lagi lagi dan lagi Jaemin hanya diam, namun dirinya kini menatap Jeno dengan lekat. Jeno yang ditatap hanya tersenyum.

"Nana mau apa, hm?" Jaemin menggeleng sekali.

"Mau minum?" Jaemin menggeleng lagi.

"Mau nonton?" Lagi, Jaemin menggeleng.

Lalu Jisung datang. "Aku mau tidur sama mommy boleh?" Ia naik keatas kasur jeno lalu menghampiri Jaemin.

Tadinya Jeno ingin bilang ke Jisung bahwa Jaemin sedang tidak ingin diganggu. Namun nyata nya simanis malah menepuk nepuk bagian kosong disebelah kirinya.

"Yeay asik!!" Seru Jisung. Untungnya tangan kiri Jaemin tidak kenapa napa jadi ia tak akan kesakitan dipeluk oleh Jisung.

Jisung langsung naik ke sebelah Jaemin dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan mommy nya.

Jeno terkekeh namun ia makhluk karena mungkin Jisung dan Jaemin kelelahan karena sejujurnya dirinya juga lelah.

"Yaudah kalau gitu daddy pake kamar Jisung ya? Dijagain mommy nya." Jeno mengusak rambut sang anak.

Saat hendak turun dari kasur, tiba tiba kemeja Jeno sedikit ditarik oleh Jaemin.

"Kenapa nana?" Jaemin tak menjawab. Ia hanya menepuk sisi kanan nya yang kosong.

Jeno mengangkat alisnya bingung.

"Sini." Ucap Jaemin pelan dengan suara seraknya.

Jeno tersenyum senang dan penuh arti.

"Sebentar ya? Aku ganti baju dulu. Nanti aku kesini lagi." Jaemin mengangguk tipis mengiyakan.

Kini ia ditinggal bersama Jisung yang tengah bermanja ria dengan dirinya. Jaemin senang sekaligus sedih. Bayang bayang mama papa nya selalu terlintas dibenaknya.

Jaemin juga selalu ingat dengan pesan papah nya ketika ia dan sang papah berbincang tepat dua hari sebelum papa nya meninggal.

"Jisung anak yang baik. Nana tau kan rasanya gak ada mamah gimana? Nana sayangi Jisung seperti anak nana sendiri ya? Papa tau nana mungkin berpikir untuk apa? Apalagi nana masih sekolah. Cuma papah liat Jisung sayang banget sama nana. Jeno juga sepertinya tulus sama nana.

Papa percaya nana karena nana mirip sekali dengan mama yang penuh kasih sayang. Nanti kalau papah gak ada, kalian sama sama menjaga ya? Sayang satu sama lain. Kalau nana gak bisa terima cintanya Jeno, disayang sebagai kakak juga gapapa asalkan nana tulus."

Tanpa sadar karena terlalu sibuk dengan lamunannya, Jeno sudah datang dengan pakaian santai yaitu kaos pendek serta celana bahan yang terlihat nyaman.

Jeno naik ke atas kasur disamping Jaemin lalu membelai rambut Jaemin dengan sayang.

"Nana kalo ada apa apa bilang aku ya? Mau minta apa aja nanti aku beliin. Asalkan nana gak sedih terus." Lagi lagi dengan kurang ajarnya Jeno mencium ujung hidung Jaemin.

'Dasar cari kesempatan.' Batin Jaemin :D

Hawa hawa dingin dari hujan membuat keluarga kecil itu mengantuk. Jeno merapatkan selimut untuk mereka dan sedikit tertidur miring menghadap Jaemin yang kesadarannya sudah diambang batas.

"Selamat tidur cantiknya kakak." Dikecupnya pelipis Jaemin lalu ia bersiap tidur.

Jeno tidak tau saja Jaemin belum tidur, sekarang jantungnya berpacu kencang akibat semua perbuatan Jeno.

T B C.

Ini aku buat sedikit yang manis manis buat menghibur hehe.

Ini chapt pendek sih gak sampai seribu kata.

Nanti kalau aku udah enakan aku buat yang lebih panjang hehe.

Isi secreto aku di bio ya? Komen apa aja tentang cerita ours ini

Enjoy :○

Ours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang