21.

36.6K 4.4K 236
                                    

Paginya ketika mentari mulai menyapa bumi, Jaemin mengerjapkan mata perlahan. tubuhnya terasa berat dibagian kiri dan kanannya.

"eungh?" ia melirik sebentar dan menemui Jisung yang tengah memeluk lengannya erat serta disisi satunya lagi ada Jeno yang tangannya kini melingkar dipinggang Jaemin.

Jaemin berusaha pelan pelan menyingkirkan tangan Jeno agar si empu tidak bangun, namun sayangnya Jeno sensitif sepertinya mudah terbangun.

Perlahan Jeno mengerjapkan matanya menatap Jaemin. "Morning." Sapanya dengan suara serak.

Jaemin tak membalas hanya diam menatap Jeno. Ini Jaemin mode bisu lagi kah?

Jeno bangun mendudukkan dirinya sambil menyandarkan diri di headboard ranjangnya. Lalu Jeno membantu Jaemin pelan agar ia bisa duduk juga.

Jeno menatap jam di Handphone nya yang kini menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Untung hari minggu.

"Mau sarapan?" Jaemin diam. Yah, sepertinya Jeno harus extra sabar menghadapi Jaemin kali ini.

"Yaudah aku kebawah dulu ya?" Jeno beranjak ke samping dan membangunkan Jisung.

"Jisung, bangun sayang sarapan dulu." Jisung kecil mengulat malas.

Tanpa basa basi Jeno langsung menggendong anaknya. "Ayo bangun ganteng bersih bersih dulu."

Jisung mengucek matanya pelan. "Emm iyaa daddy."

Lalu Jeno membawa Jisung kekamar mandi untuk sikat gigi dan turun ke ruang makan untuk sarapan bersama keluarganya.

(Timeskip)

Dua hari setelah pemakaman sang papah, Jaemin masih sering terdiam dan bengong sendiri didepan jendela kamar Jeno.

Ia enggan berinteraksi dengan orang lain bahkan Renjun dan Jisung pun tak ia hiraukan.

Sejujurnya Jaemin masih dendam dengan orang orang yang memukulinya tempo hari lalu. Maksudnya apa motif mereka? Bahkan yang menyebalkannya kemarin ia mendapatkan pesan tantangan serta ancaman.

"Siapa yang udah nantangin gua anjing?!" Desisnya pelan sembari meremat ponselnya.

Ceklek.

Pintu kamar Jeno dibuka menyebabkan lamunan Jaemin buyar. Disana ada Taeyong yang kini berjalan pelan menghampirinya.

"Nana sayang sedang apa?" Jaemin tersenyum kecil lalu menggeleng.

"Turun ke bawah yuk sebentar, bubu buatin cheesecake. Ada Chenle kangen sama kak nana nya nih." Taeyong menjawil hidung Jaemin gemas.

Akhirnya Jaemin mengangguk kecil. Taeyong dengan senang membawa Jaemin turun dibantu dengan Jaehyun yang rupanya sudah siap menggendong Jaemin turun tangga.

Tenang, Taeyong gak akan cemburu dan Jaehyun gak akan suka kok karena Jaemin ini hampir seumuran sama anak bungsu nya. Jadi sudah dianggap anak.

Setelah sampai bawah tangga, Jaemin meminta Jaehyun untuk menaruh dirinya kembali dikursi roda karena tak ingin memberati Jaehyun.

Jaemin melihat ke arah ruang tamu sekilas, disana ada Jeno yang tengah berduaan dengan seorang wanita yang menggunakan rok pendek setengah paha dan rambut yang digerai.

Rasanya ia familiar dengan wanita tersebut, namun siapa ya?

Taeyong yang tau arah pandangan Jaemin langsung memberikan penjelasan.

"Tenang nana, itu temennya Jeno pas kuliah. Namanya amara. Mereka lagi bahas bisnis gitu." Jaemin hanya mengganguk kecil lalu tak sengaja bertatapan dengan si perempuan tersebut.

Perempuan tersebut sedikit tersenyum ke arahnya namun bukan senyum yang baik. Sumpah, Jaemin benar benar tak suka.

"eh, kak na udah keluar?" ucap Sungchan yang tiba tiba datang. 

"Uchan bawa nana kebelakang dulu, ke Chenle sama Jisung. mommy mau ambil handphone dulu dikamar." Sungchan mengangguk lalu memutarkan dirinya ke belakang kursi roda Jaemin dan mendorong kursi roda Jaemin.

"Mommy?!!" Jisung langsung berlari menghampiri Jaemin yang berada dikursi roda.

"ish, jie. kenapa onty nana dipanggil mommy terus sih?!" ucap Chenle kesal.

"iyaa ini kan mommy nya Jie" kata Jisung.

"bukan ih, ini onty nana. bukan mommy jie"

"mommy jie!!"

"onty nana!!" 

Sungchan menggelengkan kepala mendengar keributan dua bocah bau kencur didepannya. "udah udah. ini mommy nya Jisung dan onty nana nya lele."

akhirnya mereka menikmati chesee cake tersebut ditaman belakang, Jaemin sesekali tersenyum menanggapi dua anak kecil yang aktif berbicara dengan semangat pada dirinya.


tak terasa mereka bermain hingga sore menjemput, Chenle dan Jisung kini berusaha mendorong kursi roda Jaemin dengan Taeyong dibelakangnya yang terkekeh gemas melihat kedua cucunya.

"Bubu, Jeno pergi dulu keluar ya. mau anter Amara sebentar." ucap Jeno yang tiba tiba datang. dibelakangnya diikuti oleh perempuan tersebut.

"Tante, pergi dulu." ucap perempuan itu.

"iyaa hati hati ya.. kamu jangan malem malem pulangnya Jen, sebelum makan malam harus udah dirumah ya? abang nanti makan disini." Jeno mengangguk mendengar perintah nyonya besar.

kemudian Jeno menoleh kearah Jaemin. "nana, aku pergi keluar sebentar ya? nana mau apa hm?" Jaemin menggeleng.

"eh, hai? ini siapa Jen?" tanya Amara sokap.

"oh, ini Jaemin. anaknya Alm. temen daddy. sekarang Jaemin tinggal disini, seumuran sama Sungchan." 

Tiba tiba Amara jongkok didepan Jaemin. "oh, Hai? aku amara temennya Jeno. salam kenal dek Jaemin?" Amara mengulurkan tangannya. Jaemin tidak menerima uluran tersebut namun kini menatap Jeno seolah menyuruhnya menyingkirkan wanita didepannya.

"ah, Jaemin kurang suka bersentuhan dengan orang baru Amara." ucap Taeyong yang peka situasi.

"ah begitu ya.. kalau begitu salam kenal ya Jaemin." Jaemin hanya mengangguk.

"aku jalan dulu ya bu" ucap Jeno lalu mencium pipi Taeyong dan pergi meninggalkan Jaemin serta dua anak kecil yang sibuk main gunting kertas batu.

Jaemin bersumpah feelingnya tidak akan salah. perempuan itu benar benar mencurigakan dimatanya.


T B C.

chinguu maaf baru update dan sedikit :(

buat yang nanya kapan up dan yang bilang suruh up draf aku.. sejujurnya aku gak pernah punya draf yaa.. bener bener sekali nulis langsung aku keluarin semua dan up saat itu juga.

jadi sorry banget kalo minta double up aku nya suka lama..

buat yang udah comment, makasii banyak^^ aku seneng banget dan selalu semangat setiap baca comment kalian bua nulis. sorry jarang bales satu satu karena aku susah buat berbaur takut salah kata kalo nanggepin comment kalian.

pokoknya sayang banget sama kalian^^
makasii udah support sejauh ini sampe buku ke 2 aku

Ours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang