8.

46K 5.4K 274
                                    

Paginya, saat sinar mentari mulai menampakkan diri. Jeno terbangun ketika ia merasakan sebuah sentuhan didahinya. ia bahkan lupa kalau ia ketiduran dimeja makan.

"Ya Tuhan kak Mark!! Jeno demam!" Mark yang mendengar itu langsung menghampiri istrinya dan mengecek suhu sang adik.

Jeno menggeliat tidak nyaman ketika mark ikut menyentuhnya. "Ya Tuhan Jeno. Adek bisa bantuin kakak bawa Jeno kekamar gak?" Haechan mengangguk dan membantu Mark untuk membopong Jeno.

Setelah menidurkan Jeno di kasur, Mark langsung menelepon orang tua nya.

"Mark, Jisung.." Jeno hendak bangun namun pundaknya ditahan lagi oleh Mark.

"Diem gak lu? Lagi sakit juga. Udah gua aja yang nyari Jisung." Jeno menggeleng.

"Gak bisa Mark. Gua khawatir, Jisung anak gua." Sahut Jeno lemah.

"Jisung juga ponakan gua kalo lo lupa. Gua nggak mau ya nanti ditelepon ada kecelakaan atau apa gara gara lu nekat nyari Jisung. Udah tidur, gua aja yang nyari." Jeno mengangguk pasrah dan kembali memejamkan matanya. Biasanya kalo Jeno sakit tuh, Jisung bakal rewel.

"Jisung sayang, bangun yuk. Mommy udah bikinin sarapan nih buat Jisung." Jaemin mengusap pipi Jisung sambil membenarkan poninya.

"Jisung?" Jaemin memegang dahi Jisung dan ternyata panas.

"Ya Tuhan kamu demam Jisung." Jaemin buru buru mengambil baskom dan kompresan serta pakaian ganti untuk Jisung.

Jaemin yang tadinya menyediakan nasi goreng khusus untuk Jisung kini kembali memasak bubu untuk sikecil yang sedang sakit. Sambil menunggu bubur matang, Jaemin pergi ke kamarnya dan mengompres Jisung.

"Mommy..." panggil nya dengan nada lirih. Jaemin mengusap usap dahi Jisung yang sedikit basah karena kompresan.

"Iya sayang."

"Kepala Jisung sakit." Adunya. Jaemin mengangguk paham, ia kembali mengompres Jisung.

"Jisung bisa minum obat tidak?" Jisung mengangguk.

"Bisa. Tapi Jisung tidak suka obat mom." Sahutnya.

"Jisung demam, harus minum obat dulu ya? Kalau gak minum obat nanti gak sembuh sembuh sakitnya. Mau nggak sembuh?" Jisung menggeleng.

"Gak mau mommy. Jisung mau sembuh." Jaemin tersenyum senang.

"Yaudah minum obat ya? Mommy ambilin dulu. Dijamin obatnya nggak pahit kok." Lalu Jaemin pergi meninggalkan Jisung untuk mengecek bubur nya sekalian mencari obat demam.

"Semoga Jisung gak punya alergi sayur dan paracetamol deh." Jaemin menuang bubur yang sudah matang tersebut ke dalam mangkok.

Setelahnya ia pergi ke laci P3K untuk mengambil paracetamol cair yang rasanya tidak terlalu pahit dan lumayan manis.

Jaemin memang adanya obat seperti itu sih, karena sejujurnya setiap ia sakit juga minum paracetamol cair. Ia tidak begitu bisa minum obat tablet semacamnya dan malas dengan obat bubuk yang pahit.

Jaemin kembali ke kamarnya ketika barang barang yang dibutuhkannya sudah lengkap diatas nampan.

"Jisungiee, makan dulu ya sayang." Jaemin meletakkan nampaknya dinakas sebelah ranjang nya dan mulai menyuapi Jisung.

Ours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang