19.

38.4K 4.5K 289
                                    

Ayo comment yang banyak ya^^

Jaemin membuka matanya perlahan, tubuhnya terasa nyeri akibat pukulan pukulan yang ia terima semalam. Jaemin menatap sekitar ruangan yang ia ketahui bukan rumahnya.

"Pagi. Sudah bangun?" Jaemin menoleh ke sumber suara. Disana berdiri Jeno dengan celemek yang menyampir di lehernya.

"Pagi. Aw!" Saat hendak menggerakkan kakinya Jaemin meringis sakit.

"Pelan pelan. Kaki kamu bengkak karena luka semalam." Jaemin mengingat ingat apa yang terjadi semalam. Ia balapan, lalu dipukuli dan..

Papah meninggal?

Dengan cepat Jaemin menoleh kearah Jeno. "Papah mana?"

Jeno ikut menegang, ia khawatir kalau Jaemin sadar Papah nya sudah meninggal nanti dia mengamuk lagi.

"Papah mana kak?" Tanyanya lagi.

"Dirumah sakit na." Jawab nya lembut.

"Aku mau kerumah sakit sekarang. Kasian papah gak ada yang nyuapin sarapan." Jaemin memaksakan dirinya untuk berdiri sambil menahan rasa sakit.

"Nanti kita kerumah sakit sama sama. Kamu bersih bersih dulu terus sarapan ya?" Jaemin menggeleng.

"Aku maunya sekarang. Papah nungguin pasti kak." Jaemin berjalan ke pintu dengan langkah tertatih.

"Makan dulu nana, dari semalem kamu belum makan." Lagi lagi Jaemin menggeleng.

"Nanti aku makan sama papah."

"Na Jaemin sadar. Om Yuta udah meninggal Jaemin." Ucap Jeno dengan nada yang agak tinggi. Ia memegang pundak Jaemin dan sedikit mengguncang tubuh simanis berharap Jaemin bisa menerima kenyataan.

"Bohong."

"Kakak gak bohong na. Om Yuta udah istirahat. Udah nggak sakit lagi." Jelasnya.

Jaemin menangis kembali. Ia menahan sakit di hati dan di sekujur tubuhnya. Dan Jeno selalu sigap untuk menopang tubuh kecil itu.

Jeno mengangkat Jaemin kedalam gendongannya dan menggendongnya seperti koala. Dan secara naluriah, Jaemin melingkarkan tangannya di leher Jeno lalu menangis dibahu lebar Jeno.

"Tidak apa apa. Kau harus ikhlas, na. Om Yuta pasti sedih kalau melihat anaknya kacau seperti ini." Jeno mengelus pundak Jaemin pelan guna menenangkan si empu.

"Makan dulu ya?" Jaemin tidak menjawab tapi Jeno sudah menggendongnya menuju ruang makan yang sudah ada Jisung disana.

"Daddy, mommy kenapa digendong?" Tanya sikecil.

Jaemin yang malu malah menenggelamkan wajahnya dipundak Jeno.

"Kaki mommy sakit sayang." Jisung yang paham langsung turun dari kursinya dan menarik kursi untuk Jaemin duduk.

"Mommy sini duduk." Jeno tersenyum senang lalu menurunkan Jaemin dengan pelan untuk duduk dikursi yang Jisung sediakan.

"Makan dulu ya?" Jaemin diam.

"Jisung tolong ambilkan bubur itu sayang, buat mommy." Jisung dengan sigap menggeser semangkuk bubur di hadapannya.

Sarapan pun dimulai dengan ocehan Jisung, sedangkan Jaemin hanya menatap bubur di hadapannya tanpa minat. Selain karena memikirkan papah nya, tubuhnya sungguh sakit karena keroyokan bocah bocah yang entah darimana dan suruhan siapa.

Ia baru merasakan nyeri sekarang. Mungkin karena ia terlalu banyak menerima tendangan di punggung dan perutnya serta tangan dan lutut nya yang diinjak.

Jeno yang sadar Jaemin terdiam langsung memperhatikan Jaemin. "Kenapa gak dimakan na?"

Ours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang