⌗ Tahun baru

326 59 2
                                    

23.30 - 00.00 - 00.30

setelah pembicaraan panjang antara Casandra dan Kaesang, disinilah mereka sekarang, di atap rumah milik keluarga Diwangsa.

Casandra yang mengajak Kaesang kemari, di tempat ini biasa dia, kakaknya, dan juga ayahnya melihat kembang api pada saat malam pergantian tahun.

Tetapi kali berbeda, bukan kakaknya atau ayahnya yang sekarang berada di sampingnya, kini Kaesang lah yang berdiri disampingnya. Pria yang kini berdiri tegak, memasukkan tangannya kedalam kantong celana dan menatap langit langit yang dipenuhi bintang.

"Tuan suka dengan ini semua?" tanya Casandra sembari menatap wajah Kaesang.

Kaesang berbalik menatap Casandra, tersenyum sembari menganggukkan kepalanya. Ini kali pertama Casandra melihat senyum terukir pada wajah tampan milik Kaesang.

Senyum ini sangat teduh, senyum tulus yang tergambar pada wajah tampan milik tuan nya, senyum yang sangat manis, senyum yang bisa meluluhkan hati siapapun orang yang melihatnya, senyum tulus yang sangat tidak disangka oleh Casandra.

"Terimakasih Casandra."

Satu ucapan terimakasih terlontar dari mulut Kaesang. Casandra tidak membalas ucapan itu, tapi entah kenapa setelah mendengar ucapan itu sudut bibirnya terangkat.

Tersenyum.

Casandra tersenyum. Senyum pertama saat dia bersama Kaesang, diri nya tidak menyangka bahwa seorang Kaesang bisa mengucapkan kata 'TERIMAKASIH', haha.

"Jika ada seseorang mengucapkan terimakasih itu di balas bukannya malah tersenyum seperti itu." ucap Kaesang membuat senyum di wajah Casandra luntur.

"Sama sama, lagi pula dengan tersenyum sudah menjawab semua ucapan 'terimakasih' mu itu, banyak orang yang melakukannya, tuan saja yang tidak tahu." ucap Casandra dengan kesal.

Kaesang terkekeh lalu mengajak Casandra ke titik tengah atap itu, Kaesang mendongakkan kepalanya kemudian memutar badannya dan merentangkan tangannya.

Kaesang menikmati angin yang berhembus melewati badannya, sembari melihat bentangan langit yang begitu luas, tak terhitung luasnya.

"Casandra, kamu lihat bintang yang itu?" tanya Kaesang sembari menunjuk bintang paling terang.

"Ayah saya pernah bilang, jika saya sedang merindukan ibu saya, saya bisa melihat langit dan menatap satu bintang yang paling terang, kemudian dia bilang bahwa bintang itu adalah ibu saya. Dia akan mendengarkan apa yang saya ceritakan, bintang itu benar benar seperti ibu saya! Akan selalu ada saat siang dan malam, walaupun saat siang dia tidak terlihat, tetapi dia selalu ada." jelas Kaesang, Casandra mengangguk paham.

"Berbeda dengan saya tuan. Jika saya merindukan ibu saya, saya akan menatap fotonya dan menangis hanya itu yang bisa saya lakukan." ucap Casandra.

Kaesang terkekeh.

"Wow Casandra, kita mempunyai banyak kesamaan ternyata, kita mempunyai takdir yang sama. Mungkin juga takdir berpihak pada kita, takdir lah yang mempertemukan kita, sekarang hanya tinggal menunggu takdir mempersatukan kita." ucap Kaesang membuat Casandra membulatkan mata nya.

Kaesang tertawa melihat raut wajah Casandra yang seperti ini, baginya itu sangat lah lucu. Tak berselang lama setelah itu tawa Kaesang terhenti karena ucapan seseorang yang baru saja muncul di hadapan mereka.

"Kaesang kamu salah, takdir tidak selama nya selalu bahagia, jika takdir bisa mempertemukan dan mempersatukan kalian, maka Tuhan juga bisa membalikkan takdir itu menjadi mempertemukan dan memisahkan kalian. Berdoa saja agar angan anganmu untuk bersama dengan putriku terwujud, Kaesang Garmata." ucap Jordan lalu pergi dari tempat itu dengan senyum khas nya.

Desember || Jaeminjeong (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang