⌗ Maaf

171 34 3
                                    

“Maaf tuan, saya hanya ingin mengabarkan bahwa suruhan anda gagal untuk membawa Kaesang ke hadapan anda, mereka telah tewas di tangan Jeffrey dan anak buahnya.” ucap salah satu mata mata Yudha.

Yudha mematikan panggilannya tanpa membalas perkataan suruhannya “Sialan, lagi lagi kamu menang Jeffrey.” ucapnya dengan nada yang membara.

“Tapi kita lihat saja nanti, anakmu akan segera tiada dari dunia ini.” ucap Yudha dengan seringaian yang mengerikan.

Jeffrey menyuruh tangan kanannya untuk membersihkan semua kekacauan yang baru saja terjadi, bukan hanya jasad saja tapi juga berita yang mungkin akan muncul besok pagi. Kaesang tidak akan mau jika lagi lagi wajahnya terpasang di majalah koran harian.

Setelah itu Jeffrey kembali kerumah dengan menggunakan motor yang digunakan Exxel tadi, umur boleh tua tapi tetep saja jiwa dan raga harus tetap awet muda.

Sedangkan saat ini Kaesang tengah merintih kesakitan karena lukanya di obati oleh Jordan, hawa yang di rasakan Kaesang di mobil itu sangat tenang dan nyaman, tapi setelah bertemu Jordan rasa seperti tercekik, dekat dengan Casandra saja tidak bisa dan dia kini harus menahan sakit karena pengobatan yang dilakukan Jordan.

Saat ini hanya ada keheningan di ruang tamu, sekarang lengkap, Jeffrey sudah kembali. posisi duduk mereka sekarang seperti ini, yang paling kanan ada Casandra di sampingnya ada Exxel setelah itu Kaesang, dan satu kursi yang berhadapan dengan mereka bertiga di huni oleh Jeffrey, sedangkan Jordan? dia berdiri di samping Jeffrey.

“Bagaimana ini bisa terjadi?” tanya Jeffrey.

“Bukan salah Casandra ataupun Exxel, ini salah Kaesang sendiri, sebenarnya tadi Exxel nyuruh aku buat nunggu dia di dalam cafe, dia lagi bayar ke kasir dan Casandra dia lagi ke toilet, ya karena bosen, aku keluar duluan tapi malah jadinya kayak gini, maaf...” ucap Kaesang menjelaskan semuanya.

Jeffrey memijit pelipis kepalanya, sangat terlihat jelas jika Jeffrey frustasi berat. “Jangan lakukan lagi, dan lain kali tolong lebih berhati hati.”  ucap Jeffrey kemudian pergi meninggalkan ruangan itu dan di ikuti oleh Jordan.

Casandra menatap Kaesang dengan sangat intens, Exxel yang menyadari sinyal sinyal ke uwuan akan segera terjadi lagi memilih untuk bergeser dan menyalakan tv, tidak mungkin jika dia meninggalkan Kaesang dan Casandra berduaan takut terjadi yang IYA IYA.

Kaesang kembali mendekatkan dirinya kepada Casandra, ia memberanikan diri untuk menatap balik mata Casandra, jujur saja sedari tadi Kaesang salah tingkah di lihat terus menerus oleh Casandra.

“Jangan menatap saya seperti itu, saya tidak suka, jantung saya tidak bisa di kendalikan.” ucap Kaesang, Casandra pun hanya tersenyum mendengarnya.

Benar adanya jika jantung Kaesang sulit di kendalikan saat berada di dekat Casandra, Kaesang berani blak blakan seperti ini, karena Casandra telah  mengetahui semuanya.

Casandra mengambilnya tangan Kaesang yang masih memerah bekas ikatan tali, itu pasti sakit. Tangan yang semula putih itu sekarang telah berubah, di tambah urat urat yang terlihat jelas, membuat Casandra semakin merinding.

“Sakit?” tanya Casandra sembari mengelus elus bagian pergelangan Kaesang yang merah.

Kaesang mengikis jaraknya dengan Casandra, dan menggelengkan kepala, jujur saja Kaesang tidak apa apa, dia jauh lebih baik saat ini, lagi pula dia tidak selemah itu untuk di khawatirkan. Ini hanya luka kecil.

Desember || Jaeminjeong (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang