⌗ Pengakuan

199 43 0
                                    

Jakarta Selatan, 2 februari 2020

Pagi ini pukul 05.30 Casandra sudah rapi dengan pakaiannya. Hari ini kakaknya kembali dan tidak akan pergi jauh lagi, kuliahnya sudah selesai dia akan menetap di Indonesia untuk selama lamanya.

Kini Jordan, Jeffrey, Casandra dan juga Kaesang telah sampai di bandara, tadi juga Exxel telah menghubungi bahwa ia sudah turun dari pesawat dan sedang menunggu mereka.

Exxel Diwangsa kakak dari Casandra sekaligus penerus perusahaan Diwangsa.

Hanya Casandra yang turun dari mobil dan yang lain menunggu di dalam, takut jika ada berita tentang mereka yang menjemput seorang pemuda misterius. Jordan akan memberitahu publik tentang Exxel nanti, biarkan dia melepas rindu dengan Casandra terlebih dahulu tanpa rasa was was yang menyelimutinya.

Setelah bertemu dengan Exxel Casandra langsung mengajaknya untuk pergi dan masuk ke dalam mobil.

Kini mereka telah sampai di rumah Garmata, Casandra, Exxel dan juga Kaesang tengah berbincang di ruang tamu, sedangkan Jeffrey dan Jordan kembali fokus pada pekerjaannya masing masing.

“Dia siapa? jangan bilang dia pacar lo! wah parah lo gak pernah cerita tentang dia ke gue!” ucap Exxel sembari menggelengkan kepalanya.

Casandra dan juga Kaesang saling menatap kala mendengar penuturan dari Exxel, dan kemudian tertawa bersama.

Kaesang masih saja heran dengan penggunaan bahasa dari Exxel, bahasa non formal bahkan terkesan kasar, memang bukan pertama kali Kaesang mendengar Exxel berbicara non formal, tapi ya Kaesang masih saja bingung bagaimana bisa Exxel menggunakan bahasa seperti itu.

“Saya bukan pacar Casandra, perkenalkan nama saya Kaesang Garmata, anak tunggal dari Jeffery Garmata.” ucap Kaesang sembari mengulurkan tangannya.

Exxel menjabat tangan Kaesang dengan senyum yang terlukis di wajahnya. “Saya Exxel Diwangsa, anak pertama dari Jordan Diwangsa sekaligus kakak dari Casandra, maaf jika tadi bahasa saya terkesan tidak sopan di telinga anda.” ucap Exxel.

“Tidak apa apa Exxel, saya bisa memakluminya.”

Exxel mengangguk ringan kemudian berbisik kepada Casandra “Formal banget ya anaknya.”

Casandra mencubit perut Exxel, sedangkan Exxel hanya terkekeh kecil.

“Saya bisa mendengarnya Exxel, tidak apa jika kamu menggunakan bahasa non formal kepada saya, saya tidak keberatan sama sekali.”

“Hehe, bercanda doang tadi pak.”

“Adek, besok jalan jalan yuk, Kaesang lo juga ikut ya, tenang aja kita berdua jago bela diri kok jadi kalo ada yang bakal nyerang lo, dia harus berhadapan sama gue sama si curut satu ini.” ucap Exxel dengan bahasa yang kembali non formal.

Jujur saja Exxel telah terbiasa menggunakan bahasa non formal, lidahnya terasa kelu jika berbicara formal, tetapi dia juga tau kapan dia harus menggunakan bahasa formal untuk menjaga reputasi ayahnya.

Memang benar jika keluarga Diwangsa tidak pernah mengajarkan dia menggunakan bahasa non formal, namun lingkungan sekolahnya kebanyakan menggunakan bahasa non formal, jadi dia mengikutinya dan mulai terbiasa berbicara non formal bahkan dia nyaman dengan bahasa non formal sampai sekarang.

“Saya? tidak usah, saya takut mengganggu waktu kalian berdua, kalian pasti butuh waktu berdua untuk melepas rindu.” tolak Kaesang.

“Gak tuh gue males kalo cuma sama Casandra, udah gapapa ikut aja, lagian kalo bertiga pasti seru, lo bisa naik motorkan? Casandra kemarin cerita di chat kalo lo bis-” ucapan Exxel terpotong saat tangan Casandra membungkam mulutnya.

Desember || Jaeminjeong (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang