Jakarta Selatan, 25 Februari 2020
Pagi ini Casandra berada di tempat ayahnya, Casandra sekarang tidak pernah ikut Kaesang ke kantornya lagi, lagi pula juga tidak ada perintah apapun dari Kaesang.
Dirinya hanya di suruh menunggu Kaesang pulang dan membantu pekerjaannya jika di perlukan, kalo tidak ya tidak ada acara lain selain mengobrol hal tidak jelas dan tanpa arah.
Casandra di rumah ayahnya juga tidak melakukan apapun, namun dia disini bisa lebih leluasa melakukan apapun yang dia inginkan dari pada di rumah Kaesang.
Saat tengah hari, Jeff menelpon Casandra untuk segera datang ke kantor, dia bilang Kaesang membutuhkan Casandra sekarang juga, Casandra dengan berat hati harus meninggalkan rumah dan pergi ke kantor.
Sesampainya di sana Casandra langsung menuju ruang kerja Kaesang, di depan pintu ruangan Kaesang terdapat sebuah kertas bertulisan 'DILARANG MEMASUKI RUANGAN INI, KECUALI CASANDRA.' dan kertas itu di tempel menggunakan selotip.
Casandra tertawa sembari menggelengkan kepalanya, ada ada saja memang tingkah Kaesang.
Casandra membuka pintu ruangan itu, ia melihat Kaesang yang melipat kedua tangannya di dada, bersandar di kursi kerjanya dan menutup matanya. Casandra menghampiri Kaesang dan mengelus elus kepalanya.
Kaesang yang merasa elusan di kepalanya pun membuka matanya, ia tersenyum ketika melihat Casandra berada di hadapannya sekarang. Sungguh rasa lelahnya terasa sedikit menghilang saat melihat Casandra.
“Capek ya?” tanya Casandra dan diangguki oleh Kaesang.
Kaesang berdiri dari duduknya lalu mendekatkan dirinya dengan Casandra, memeluk tubuh Casandra dengan erat dan menaruh kepalanya pada bahu Casandra.
“Sebentar saja, boleh kan?” tanya Kaesang.
Casandra hanya mengangguk sembari mengelus kepala Kaesang. Tidak ada pembicaraan, keduanya diam.
Tak berselang lama terdengar suara pintu di buka, dan keduanya pun melepas pelukannya. Orang yang membuka pintu itu adalah Jeffrey, ia masuk dengan wajah yang sumringah seperti tidak ada beban pikiran.
“Saya ganggu lagi ya?” ucapnya sembari terkekeh.
“Ganggu banget! kan di depan udah ada peringatan. Gak ada yang boleh masuk kecuali Casandra, terus kenapa ayah masuk kesini? mending keluar sana!” protes Kaesang.
“Inikan kantor ayah, jadi sah sah aja lah kalo ayah mau masuk kemana aja, gak ada hak kamu larang larang ayah.”
“Ayah ngapain kesini? jangan bilang mau nyuruh Kaesang ikut meeting?!” tanya Kaesang lalu di jawab cengiran oleh Jeffrey.
“Ayah Kaesang capek, sumpah ini mah capek banget, gamau ikut titik.”
“Loh? baru beberapa hari udah ngeluh capek? ayah kan udah bilang, kalo kamu udah mulai serius kerja ya gini, bakal capek. Kamu juga dulukan masih ayah kasih kebebasan buat sesekali aja kerja ke kantornya kalo belum sanggup, tapi kamu menyanggupi itu, ya ini resikonya orang kerja, bakalan ngerasa capek.” jelas Jeffrey.
“Boleh gak sih Kaesang tarik ucapan Kaesang waktu itu? gak sanggup sumpah!”
“Kaesang, lelaki gentle itu yang di pegang omongannya, kalo dari awal kamu udah bilang sanggup ya kamu harus sanggup. Kali ini ayah gak izinin kamu buat gak ikut meeting, kamu harus ikut, ayah gak suka di bantah. Saya tunggu di ruang meeting 15 menit lagi.” ucap Jeffrey sembari menepuk pundak Kaesang dan berlalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desember || Jaeminjeong (END)
FanfictionBertemu, jatuh hati, dan di pisahkan. Itu adalah sebuah takdir dari Tuhan untuk semua umatnya. Setiap orang pasti akan merasakan apa itu kehilangan. Seperti Kaesang dan juga Casandra, dua insan yang sedang menjalin sebuah hubungan namun takdir Tuhan...