⌗ Kesalahan

182 38 0
                                    

Masih di tempat yang sama, kedua insan itu sama sekali tidak berniat pindah sedikit pun, tidak ada yang membuka pembicaraan, hanya sunyi yang dapat di rasakan, tapi ini semua mampu membuat keduanya nyaman.

Mungkin memang Casandra dan juga Kaesang sedang membutuhkan waktu dengan ketenangan seperti ini, setelah ketegangan yang terjadi tadi siang, dan itu karna ulah mereka sendiri.

“Tuan percaya jika ada bintang jatuh, lalu kita berdoa maka apa yang kita inginkan bisa terwujud?” tanya Casandra dan Kaesang pun menggeleng.

“Saya melihat bintang jatuh saja belum pernah, lagi pula saya punya Tuhan saya sendiri, jika bisa meminta kepadanya kenapa harus meminta kepada bintang yang jatuh?” jawab Kaesang.

“Itu pendapat saya pribadi, kalo orang lain saya tidak tahu, kamu percaya akan hal itu Casandra?” tanya Kaesang dan Casandra juga hanya menggelengkan kepalanya.

Setelah percakapan itu selesai, semuanya kembali hening. Dan tidak lama setelah itu Exxel menghampiri mereka dan mengajak mereka untuk makan.

Mereka makan di cafe yang ada di dekat tempat itu, setelah mereka menemukan tempat yang cocok, mereka segera masuk ke dalam dan memesan makanan.

Tidak ada perbincangan, mereka hanya diam dan menunggu makanan yang mereka pesan tiba.

Kini makanan sudah di hadapan mereka, mereka memakannya dengan damai, masih sama tidak percakapan apapun sampai akhirnya makanan pun habis.

Dan saat selesai Exxel sedang membayar makanan tadi dan Casandra pergi ke toilet sebentar, jadi Kaesang menunggu di luar sendirian.

Tapi saat Kaesang sedang menunggu tiba tiba saja ada yang menangkapnya dari belakang dan membawanya dengan paksa.

Exxel yang baru saja keluar dari cafe itu hendak munyusul Kaesang tapi sayang, Kaesang dan para penculik itu sudah masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya.

Exxel terburu buru menyeret Casandra yang baru selesai dari kamar mandi dan dengan cepat menyusul mobil yang membawa Kaesang pergi.

“Ada apa sih? Kaesang mana?” tanya Casandra di pertengahan kejar kejaran itu.

“Dia dibawa sama mobil di depan! tadi pas gue baru keluar dari cafe dia udah dia udah dibawa pergi.” jawab Exxel.

Sedangkan Kaesang di dalam mobil itu sudah lemas, tidak berdaya, ia tidak bisa melakukan apa apa lagi, yang bisa dirinya lakukan sekarang adalah berdoa kepada Tuhan, agar masih di beri kesempatan untuk menikmati hidup.

“Bos, saya sudah berhasil membawa Kaesang Garmata dan saya tengah ada di perjalan menuju tempat anda.” suara salah satu dari penculik itu sedang menghubungi atasannya.

“Bagus, kali ini jangan biarkan dia lolos, dan satu hal lagi jangan habisi dulu anak itu, biarkan saya sendiri yang menghabisinya.” ucap orang di seberang sana dan kemudian sambungan ponsel itu selesai.

‘Brengsek’ batin Kaesang.

Casandra dan Exxel perlahan bisa menyamai kecepatan mobil itu, kaca mobil orang paling depan itu terbuka.

“Lo pada mau jadi pahlawan buat temen lo itu? gak akan bisa, mending balik dah, bocil kayak lo pada bisa apa?” ucap laki laki yang mengendalikan mobil dan setelah itu menutup kembali kaca mobil itu.

Desember || Jaeminjeong (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang