Kini Exxel dan juga Casandra berada di ruangan Kaesang, pemilik ruangan itu sedang menghadiri sebuah meeting, dan kali ini Kaesang melakukannya dengan suka rela tanpa ada paksaan sedikitpun.
Di ruangan itu, seperti biasa Exxel selalu menceritakan tentang Mara, terlihat sekali disini bahwasannya Exxel itu sangat bucin kepada Mara sampai ke tulang tulang, sedangkan Casandra di situ hanya pasrah saja, tidak mau menimpali cerita Exxel karena Casandra mengenal Mara saja tidak, walaupun dulu mereka pernah satu sekolah.
“Mara cantik ya?” tanya Exxel setelah menyelesaikan ceritanya, sedangkan Casandra yang di beri pertanyaan itu hanya diam.
“Ehh! lo tuh kalo di tanya, jawab! jangan diem aja bisa gak si?! tau ah gue kesel sama lo.”
“Kakakku yang tersayang dan tercinta, gimana aku mau jawab kalo aku aja gak tau Mara itu yang mana, dia kayak apa, aku gak tau! kakak aja gak pernah nunjukin foto Mara ke aku, sinting.” kesal Casandra.
Exxel pun memperlihatkan homescreen nya ke casandra, disitu terlihat jelas foto seorang wanita dengan rambut yang di gerai serta tersenyum manis.
“Ini Mara.” ucap Exxel.
“Oh.” jawab Casandra singkat.
“Maksud lo jawab ‘Oh’ doang itu apa ya? padahal gue udah berekspektasi kalo lo itu bakal bilang ‘Ya ampun kak, cewe kakak ini cantik banget ihh gila, sumpah ya hebat banget kakak bisa dapetin cewek secantik ini, emang pas banget deh kalian berdua yang satu ganteng yang satu cantik.' harusnya reaksi lo itu gitu.”
“Oke! Ya ampun kak, cewe kakak ini cantik banget ihh gila, sumpah ya hebat banget kakak bisa dapetin cewek secantik ini, emang pas banget deh kalian berdua yang satu ganteng yang satu cantik, udah kan?” ucap Casandra menuruti apa yang di inginkan Exxel.
Dan setelah Casandra selesai dengan kalimatnya, Exxel langsung memiting kepala Casandra, ia kesal dengan jawaban itu, seperti terpaksa, namun nyatanya memang iya, Casandra sangat sangat terpaksa, ia akui jika Mara itu cantik, tapi tidak untuk kakaknya yang mengaku ganteng.
Casandra terus memberontak, jujur saja ini sangat menyakiti lehernya, dan pada saat itu juga Kaesang masuk dengan muka yang sumringah dan langsung mendudukkan dirinya di samping Casandra tanpa berniat untuk membantunya.
“Woi! bantuin jangan malah senyum senyum ihh!” teriak Casandra berusaha melepas tangan Exxel yang memiting lehernya.
Kaesang mengode Exxel untuk melepaskan Casandra, dan Exxel melakukannya, kasian. Casandra menyandarkan badannya pada sofa, akhirnya dia dapat bernafas lega setelah percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh kakaknya sendiri.
“Dinner malam ini kan Casandra?” tanya Kaesang dan diangguki oleh Casandra.
Exxel yang mendengar percakapan itu pun ingin mengajukan dirinya untuk ikut dalam acara itu, namun sebelum Exxel mengawali kalimatnya, Kaesang mencegah Exxel dengan menempatkan jari telunjuknya tepat di depan muka Exxel.
“Ssttttt, jangan coba coba anda untuk mengambil waktu saya bersama Casandra kali ini, jangan membantah anda itu tidak dia ajak dalam acara kali ini.” ucap Kaesang yang tangannya langsung di tepis kasar oleh Exxel.
“Gak gue restuin lo sama adek gue.” ancam Exxel pada Kaesang, disana Casandra hanya diam melihat dan mendengar argumen Kaesang dan juga Exxel.
Kaesang tersenyum miring menatap ke arah Exxel. “Saya tidak butuh restu dari kamu, jika om Jordan mengizinkan dan Casandra juga mau, anda tidak bisa apa apa.” ucap Kaesang.
“Tapi restu seorang kakak juga penting, gabisa di abaikan gitu aja, kalo gak gue restuin ya gak sah. Pokoknya malam ini gue ikut, gue juga mau jagain adek gue, takutnya nanti lo apa apain dia kan bahaya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Desember || Jaeminjeong (END)
FanfictionBertemu, jatuh hati, dan di pisahkan. Itu adalah sebuah takdir dari Tuhan untuk semua umatnya. Setiap orang pasti akan merasakan apa itu kehilangan. Seperti Kaesang dan juga Casandra, dua insan yang sedang menjalin sebuah hubungan namun takdir Tuhan...