⌗ Bertukar pikiran

264 53 1
                                    

Jakarta Selatan, 1 Januari 2020

Kini pukul 02.31 pagi, Kaesang belum tidur, sebenernya dia tidak bisa tertidur, padahal tempat yang di sediakan Jordan untuk Kaesang sangatlah nyaman dan aman.

Entah apa yang menyebabkan ia tidak bisa tertidur, yang ia lakukan sekarang hanyalah berguling kesana kemari di atas ranjang kemudian berhenti dan melamun.

"Lapar." ucap Kaesang pada dirinya sendiri sembari menepuk nepuk perutnya.

Memang sedari sore dia tidak mengisi perutnya, sekarang dia bingung, dia tidak yakin bisa menahan rasa laparnya sampai pagi datang, tapi di sisi lain dia juga tidak ingin membangunkan Casandra.

Perlu kalian tahu, rumah sebesar ini tidak ada pelayan sama sekali di malam hari seperti ini, katena rata rata para pelayan hanya berkerja saat siang hari dan malam nya mereka pulang ke rumah masing masing.

Kaesang memberanikan dirinya untuk keluar kamar dan menuju dapur, sesampainya di dapur Kaesang mencari makanan yang ada, tapi nihil semua barang yang di temukan hanyalah bahan makanan yang masih mentah.

Sebenernya mudah saja bagi Kaesang saat ini jika dia bisa memasak, tetapi Kaesang tidak bisa memasak apapun bahkan mie rebus dia tidak bisa memasaknya.

"Ada yang bisa saya bantu tuan Kaesang?" ucap seseorang yang baru saja datang.

Kaesang membalikan badannya melihat siapa yang sedang bertanya, senyum Kaesang mengembang ketika melihat Casandra.

Akhirnya.

"Saya lapar Casandra." ucap Kaesang dengan memelas.

Casandra menghela napas panjang lalu berjalan ke arah Kaesang kemudian mengambil satu panci dan satu mie rebus.

"Tunggu sebentar tuan." ucap Casandra yang diangguki oleh Kaesang.

Setelah beberapa menit berlalu, makanan yang di nanti nanti akhirnya siap. Casandra menaruhnya di hadapan Kaesang, Casandra rasa tugasnya sudah selesai jadi dia ingin kembali ke kamarnya.

Tetapi saat ia hendak melangkah pergi tangannya di tahan oleh Kaesang dan di tarik untuk duduk tepat di sampingnya.

"Temani saya, saya tidak ingin sendirian." ucap Kaesang sedikit ketus, Casandra pun mengiyakan permintaan Kaesang.

"Casandra kamu juga dari tadi sore belum makan kan? kita bisa makan ini bersama."

"Tidak tuan, saya tidak lapar." ucap Casandra menolak tawaran dari Kaesang.

"Lapar atau pun tidak itu sama sekali tidak penting, makan adalah kebutuhan, jika kamu tidak makan kamu akan sakit, dan itu akan menyusahkan ayah kamu dan juga saya." omel Kaesang sembari menyuapkan mienya kepada Casandra.

Walaupun sudah beberapakali di tolak oleh Casandra, Kaesang tidak pernah menyerah untuk sesuap makanan masuk ke dalam mulut Casandra. Kaesang terus memaksa Casandra sampai akhirnya Casandra lelah dan menuruti apa yang di minta Kaesang.

"Lagi pula saya tahu kamu bohong, katakan untuk apa kamu datang kesini pada malam hari jika bukan karena merasa lapar?" tanya Kaesang pada Casandra.

"Saya memimpikan hal aneh, makanya saya terbangun dan kebetulan saat itu memang saya sedang lapar, anda benar tuan, saya lapar." jawab Casandra.

"Mimpi soal apa kalo saya boleh tau?"

"Memimpikanmu. Tiba tiba saja saya memimpikan anda tuan, entah kenapa tapi memang di mimpi saya itu terlihat jelas wajah anda yang tersenyum sembari melihat ke arah saya." jelas Casandra, Kaesang terkekeh.

Desember || Jaeminjeong (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang