⌗ Merindu

260 51 0
                                    

Jakarta Selatan, 6 Januari 2020

Saat ini Kaesang dan Jeffrey sedang berbincang di ruang kerja Kaesang. Sedari tadi Jeffrey memperhatikan putranya yang tampak lesu, tidak bersemangat.

"Hey, putraku terlihat sangat murung pagi ini, ada apa? katakan pada ayahmu ini." tanya Jeffery.

"Aku merindukan seseorang." jawab Kaesang.

"Siapa? apa ayah mengenalnya?" tanya Jeffrey dan diangguki oleh Kaesang.

"Siapa dia?" Jeffrey kembali bertanya dengan wajah antusias. Sungguh kalian harus tau seorang CEO terhormat menunjuk ke antusiasan nya seperti ibu ibu mendengarkan gosip.

"Ck, siapa lagi kalo bukan Casandra."

"Casandra? wow apa putraku ini sedang jatuh cinta ya rupanya?" tanya Jeffrey dengan tatapan meledek.

"Cih, mana mungkin aku jatuh cinta kepada wanita seperti dia, dia itu bukan seleraku."

"Benarkah? kalau begitu bagus."

"Bagus?" tanya Kaesang bingung.

"Ya, kamu tau Casandra itu cantik, dia juga pandai menjaga diri, cekatan dan juga punya banyak kelebihan." jawab Jeffrey.

"Lalu?" tanya Kaesang masih bingung dengan apa yang dibicarakan Jeffrey.

"Jika kamu tidak menyukainya maka ijinkanlah dia menjadi Ibu tirimu." Jawab Jeffrey sembari tertawa.

"Ayah menyukai Casandra?! hey! itu tidak boleh!" teriak Kaesang.

"Kenapa tidak boleh? ayah menyukainya, jika dia juga menyukai ayah, mau tidak mau dia akan menjadi Ibu tirimu, menjadi istri yang baik untuk ayahmu ini."

"Aku tidak ingin mempunyai Ibu tiri." ucap Kaesang dengan wajah yang semakin di tekuk. "Lagi pula ayah seharusnya ingat umur, ayah itu seumuran dengan om Jordan yang notabenya adalah ayah Casandra." lanjut Kaesang.

"Loh? umur bukan penghalang Kaesang, jika Casandra mau dengan saya ini, Jordan yang notabenya ayahnya Casandra tidak akan bisa melakukan apa apa."

"Ayah tidak membatu sama sekali."

Jeffrey tergelak lalu mengambil ponselnya mengotak atik ponselnya itu lalu menempelkannya di telinga. Jeffrey sedang menelepon seseorang.

Saat sambungan terhubung Jeffrey beranjak beberapa langkah menjauh dari Kaesang.

"Kamu bisa temui saya di kantor?"

.....

"Terimakasih"

Kaesang hanya bisa mendengar suara ayahnya sedangkan suara yang di telpon tidak terdengar sama sekali.

Jeffrey kembali duduk di depan Kaesang, ia melihat Kaesang dengan senyuman yang tidak bisa di artikan, seperti meledek dan setelah tersenyum menggelengkan kepala, satu kata yang terlintas di pikiran Kaesang 'ANEH'.

Kaesang yang melihat tingkah laku ayahnya yang tak seperti biasanya hanya bisa menatapnya dengan sinis. Sungguh Kaesang tidak suka jika ayahnya sudah berkelakuan seperti ini, ini sangat menjengkelkan.

Tak berselang lama telpon Jeffrey berdering, dengan cepat Jeffrey mengangkatnya dan langsung berkata

"Naik ke lantai dua, setelah itu lurus saja sampai bertemu ruangan Direktur, saya tunggu di sana." setelah itu Jeffrey langsung menutup telponnya tanpa menunggu jawaban dari sang penelepon.

"Siapa yang akan ayah temui? kenapa di ruanganku?" tanya Kaesang.

"Terserah ayah ingin bertemu siapa saja dan dimana saja, ini kan kantor ayah." jawab Jeffrey.

Desember || Jaeminjeong (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang