“Artinya sampai kapanpun kamu tidak akan pernah mencoba mengenal saya lebih dalam begitu?” tanya Kaesang yang diangguki oleh Casandra.
“Perasaan manusia bisa berubah seiring berjalannya waktu Casandra, saya yakin kamu akan tertarik untuk mengenali saya lebih dalam lagi.”
“Biarkan waktu yang menjawab semuanya.” ucap Casandra.
Setelah perkataan Casandra, keduanya diam menikmati alunan musik yang memenuhi seisi ruangan. Mereka saling diam sampai makanan datang hingga mereka selesai makan.
“Setelah ini kita akan kemana?” tanya Casandra.
“Pulang.”
“Ini namanya makan malam di luar bukan jalan jalan.” kesal Casandra, sedangkan Kaesang hanya terkekeh kecil.
Kini kedua berada di parkiran, namun tiba tiba saja Casandra menarik tangan Kaesang dan mengajak berlari, Kaesang awalnya terkejut tapi setelah dia menoleh kebelakang, dia paham dan mengikuti apa yang dilakukan Casandra.
“Jangan pernah lepaskan tangan saya, ikuti saya terus, jangan mengeluh, dan jangan takut.” ucap Casandra sambil terus berlari, hingga sampai akhirnya mereka menemukan tempat untuk bersembunyi.
“Ssttt, jangan berisik jika tuan ingin selamat.” ucap Casandra dengan suara pelan.
“Itu tadi orang suruhan musuh bisnis ayah saya?” tanya Kaesang dan di angguki oleh Casandra.
“Dari mana kamu tahu, bagaimana jika itu bukan orang suruhan?” tanya Kaesang lagi
“Gunakan otakmu tuan Kaesang, jika mereka bukan orang suruhan tidak mungkin mereka mengejar kita seperti itu, dari mukanya juga sudah sangat terlihat, tuan cukup diam dan ikuti apa perkataan saya.” jelas Casandra.
“Tap-” belum selesai Kaesang berbicara tiba tiba saja tangan Casandra membungkam mulut Kaesang.
Casandra semakin mempersempit jarak antara dirinya dan Kaesang, bahkan sekarang tubuh mereka bersentuhan tidak ada jarak sama sekali.
Terdengar suara derap langkah seseorang, semakin jelas dan semakin jelas, Casandra memejamkan matanya dan memeluk tubuh Kaesang dengan kuat, jujur saat ini dia juga sangat takut.
Kaesang yang peka akan hal itupun ikut memeluk Casandra seperti isyarat bahwa tidak akan terjadi apa apa, tidak perlu khawatir, semua pasti baik baik saja.
Dan dari situ Casandra dapat mendengar suara detak jantung Kaesang yang sangat kencang, Casandra meletakan satu tangannya pada dada kaesang, bermaksud untuk membungkam detakan itu, tapi bukannya mereda, detak jantung kaesang malah semakin cepat.
Kaesang memejamkan mata sembari merutuki diri Casandra di dalam hatinya karena telah membuat jantungnya yang tidak stabil dan semakin tidak stabil.
Perlahan suara derap kaki itu menjauh dan tak terdengar apapun lagi. Sekira sudah aman, Casandra mendongakkan kepala dan mengintip masih ada orang atau tidak.
Dan yang dia lihat hanyalah jalanan sepi tidak ada orang satu pun, Casandra segera berdiri dan menghirup udara sebanyak mungkin, sedari tadi di bawah yang di rasakan hanyalah rasa panas dan pengap.
Dan Kaesang dia masih terdiam mendangakkan kepalanya menatap Casandra dari bawah.
“Cantik.” ucap Kaesang tanpa di perintah dan tanpa ia sadari, tiba tiba saja perkataan itu meluncur sendiri dari mulutnya.
Casandra yang mendengar hal itu hanya terkekeh kecil, dia tidak heran, dia tau bahwa dirinya cantik, sudah seharusnya begitu karena dia seorang perempuan, dan ini bukan kali pertama Kaesang mengatakan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desember || Jaeminjeong (END)
FanfictionBertemu, jatuh hati, dan di pisahkan. Itu adalah sebuah takdir dari Tuhan untuk semua umatnya. Setiap orang pasti akan merasakan apa itu kehilangan. Seperti Kaesang dan juga Casandra, dua insan yang sedang menjalin sebuah hubungan namun takdir Tuhan...